Inspirasa.co — Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bontang nomor urut 4 Neni Moerniaeni dan Agus Haris, menawarkan program pembangunan dan pemberdayaan tingkat RT.
Dikatakan Neni Moerniaeni program pembangunan dan pemberdayaan tingkat RT seperti Kota berbasis Rukun Tetangga atau RT.
Menurutnya wilayah yang aktif adalah wilayah yang orang-orangnya melestarikan budaya gotong royong, dan memelihara nilai-nilai kekeluargaan di tengah masyarakat. Apalagi masyarakat urban (perkotaan).
Aspek tersebut akan terwujud jika pemerintah daerah menyentuh level RT. Kebijakan ini dipastikan dapat meningkatkan dan melancarkan kinerja pemerintahan.
“Makanya bunda itu kan membangun kota berbasis RT,” jelas Neni usai berkampanye di RT 14, Kelurahan Tanjung Laut Indah, Minggu (6/10/2024) malam.
Neni menambahkan program yang dia akan realisasikan jika diberi amanah jadi Wali Kota Bontang, akan menyalurkan uang ratusan juta rupiah untuk setiap RT.
Uang ratusan juta itu tidak hanya untuk Urban Farming atau strategi pemanfaatan lahan perkotaan, tetapi juga membenahi infrastruktur jalan, sektor ekonomi, sosial, serta kebutuhan dalam kegiatan-kegiatan lainnya seperti lingkungan.
“Makanya kita ada program Rp200 juta sampai Rp300 juta per-RT. Itu tidak hanya untuk Urban Farming, tapi bisa semuanya. Termasuk infrastruktur, sosial, ekonomi dan lingkungan,” terangnya.
Lebih jauh menyangkut masalah lingkungan, Neni berharap tidak lagi ada pemandangan yang tidak elok seperti sampah berserakan di pinggiran jalan dan rumah-rumah warga.
Apalagi sampah plastik tampak tergenang di bawah kolong rumah warga yang hidup di wilayah pesisir.
“Itu seharusnya tidak boleh terjadi. Karena jelek sekali potretnya,” kata Neni.
Untuk itu, Neni kembali punya solusi atas masalah ini, yaitu pasukan kuning. Nanti pemerintah akan hadirkan 1 motor sampah untuk setiap RT. Setiap RT akan mempekerjakan dua orang tenaga harian lepas (THL).
Program ini dipercaya dapat menjadikan setiap sudut-sudut Kota Bontang menjadi bersih dan asri.
“Makanya kita nanti punya pasukan kuning, tiap RT itu ada 2. Kita berikan motor pengangkut sampah. Jadi, kalau ada 500 RT, maka ada 500 motor sampah,” katanya.
Disinggung sebagian infrastruktur jalan di wilayah tersebut masih belum dibenahi, termasuk kawasan Tanjung Laut Indah yang masih remang-remang dan gelap gulita, Neni malah menyentil gemuknya anggaran bimtek.
“Itu sudah, masa Bimtek aja banyak, ini infrastruktur enggak bisa dibaikin. Ini juga wilayah RT 14 Tanjung Laut Indah masa gelap gulita. Uang banyak kok Rp3 triliun,” tukasnya.
Sebelumnya warga melayangkan keluh kesah mereka atas kurangnya perhatian pemerintah menyangkut masalah sampah dan infrastruktur jalan yang harus dibenahi di wilayah tersebut.
Dalam pertemuan itu, warga menyampaikan pihak pemerintah hanya sering datang melakukan survey namun tidak juga ada aksinya membenahi wilayah tersebut.
Program pembangunan dan pemberdayaan tingkat RT.
1. Rp 200-300 juta dana pembangunan RT
2. Rp 2.25 juta insentif ketua RT
3. Rp 1.25 juta insentif sekretaris RT
4. Membuat badan usaha milik RT dan warga
5. Bantuan dasa wisma dan kelompok pengajian
6. Pembinaan dan bantuan ekonomi produktif di tingkat RT
7. Bantuan operasional di tingkat RT
Discussion about this post