Inspirasa.co – Di Samarinda, dunia pencak silat menjadi semakin sengit dengan kehadiran 23 perguruan silat yang masih aktif. Situasi ini menghasilkan persaingan yang ketat dalam pemilihan delegasi untuk setiap ajang pertandingan silat daerah.
Ketua Silat Naga Pertapa Indonesia Samarinda, Amir Marecan, mengakui bahwa ada proses musyawarah di antara 23 perguruan silat yang aktif sebelum mereka menentukan siapa yang akan mewakili Kota Samarinda dalam kejuaraan silat.
“Sebelum kami mengirim wakil dalam kejuaraan silat, kami melakukan musyawarah dan seleksi internal di antara 23 perguruan silat tersebut,” ungkap Amir, yang juga berperan dalam pembinaan generasi muda di IPSI Samarinda.
Ketentuan ini telah berlaku sejak Muslimin menjabat sebagai Ketua IPSI Samarinda. Masing-masing perguruan silat mengadakan kejuaraan internal mereka, dan juara pertama dari setiap perguruan akan menjadi wakil dari perguruan tersebut.
Amir mengakui bahwa sistem ini memiliki beberapa kekurangan, terutama dalam hal pembinaan yang dilakukan oleh IPSI yang terbilang terbatas.
“Kami akan terus mempersiapkan diri, karena masih ada beberapa kendala yang harus diatasi,” tegas Amir.
Ia berharap bahwa Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) di masa mendatang akan memberikan lebih banyak kesempatan bagi pembinaan atlet dari usia dini. Meskipun mereka berasal dari perguruan yang berbeda, setidaknya akan ada atlet-atlet yang bisa langsung mewakili Kota Samarinda dalam ajang kejuaraan.
“Pentingnya pembinaan atlet tidak boleh terlupakan, dan itulah pesan dari Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora),” pungkasnya.(ADV Dispora Kaltim)
Discussion about this post