Inspirasa.co — Di tengah perubahan zaman yang begitu cepat, Anggota DPRD Kaltim, Shemmy Permata Sari, mengingatkan kembali pentingnya pemahaman terhadap empat pilar kebangsaan. Dalam sosialisasi yang digelar di Hotel Grand Raodah, Bontang, pada Rabu (15/11/2024), Shemmy mengajak peserta untuk tidak sekadar menjadikan nilai-nilai kebangsaan sebagai konsep kosong, tetapi sebagai landasan hidup yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat, baik dari generasi muda maupun tua, yang turut berpartisipasi dalam diskusi mengenai bagaimana empat pilar kebangsaan—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika—dapat tetap relevan meskipun tantangan global dan perkembangan teknologi terus berubah.
Shemmy mengungkapkan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman yang mendalam tentang empat pilar, yang seharusnya menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara. Ia menegaskan bahwa nilai-nilai tersebut tidak boleh berhenti pada wacana semata.
“Jangan sampai 4 pilar kebangsaan kita ini berakhir jadi jargon saja. Tapi harus benar-benar kita pahami bersama secara menyeluruh. Dan harus dihidupi, itulah kenapa sosialisasi ini menjadi penting,” kata Shemmy.
Lebih lanjut, Shemmy menekankan bahwa sosialisasi ini sangat penting untuk menciptakan generasi yang berkualitas, berakhlak mulia, serta siap bersaing di kancah global. Sebagai bagian dari cita-cita negara, Shemmy menyatakan bahwa kegiatan semacam ini adalah bagian dari upaya untuk mencerdaskan bangsa.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan generasi yang tidak hanya paham tentang nilai-nilai yang diilhami bangsa ini, tapi juga siap membawa Indonesia maju,” imbuhnya.
Sosialisasi ini juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Di sinilah, menurut Shemmy, empat pilar kebangsaan memainkan peran penting sebagai penyeimbang dan landasan moral.
“Kita hidup di zaman yang terus berkembang. Teknologi semakin maju, namun empat pilar kebangsaan ini harus tetap menjadi tiang utama yang menjaga kita semua tetap bersatu dan berbasis pada nilai luhur,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bontang, Marthen Minggu, juga hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini. Marthen memberikan gambaran mengenai pentingnya setiap pilar kebangsaan dalam konteks kekuatan Indonesia sebagai negara besar dengan beragam suku dan budaya.
“Indonesia adalah negara dengan lebih dari 257 juta penduduk, 17.667 pulau, dan lebih dari seribu suku. Keberagaman ini disatukan oleh empat pilar kebangsaan yang menjadi fondasi negara kita,” kata Marthen.
Menurut Marthen, setiap pilar memiliki fungsi yang sangat krusial dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Pancasila, misalnya, sebagai dasar negara, memberikan arah moral bagi seluruh rakyat Indonesia. Begitu pula dengan Bhineka Tunggal Ika, yang menjadi semboyan persatuan bangsa dalam keberagaman.
“Bhineka Tunggal Ika mengajarkan kita bahwa meskipun kita berbeda dalam banyak hal, kita tetap satu dalam tujuan yang sama,” ujar Marthen.
Marthen juga menjelaskan bahwa memahami UUD 1945 sangat penting agar setiap warga negara mengetahui hak dan kewajibannya. UUD 1945, katanya, bukan hanya sebuah teks hukum, tetapi merupakan pemandu dalam kehidupan berbangsa.
“UUD 1945 adalah landasan hukum yang mengatur segala aspek kehidupan berbangsa. Ini adalah pengingat bahwa sebagai warga negara, kita memiliki peran dalam menjaga dan mengembangkan negara,” ujar mantan camat Bontang Barat ini.
Terakhir, Marthen mengingatkan akan pentingnya menjaga keutuhan NKRI. Menurutnya, setiap warga negara harus aktif dalam menjaga persatuan bangsa agar Indonesia tetap kuat, tidak terpecah, dan siap menghadapi tantangan global.
“NKRI adalah rumah kita bersama. Kita harus jaga bersama-sama, agar Indonesia tetap menjadi negara yang besar dan dihormati dunia,” tandasnya.
Discussion about this post