Inspirasa.co – Masih kurangnya minat baca di Indonesia termasuk di Kabupaten Kutim, disayangkan Anggota DPRD Kutim Yan Ipui. Padahal, untuk fasilitas baca seperti perpustakaan umum sudah tersedia, dengan puluhan ribu koleksi buku mulai dari pelajaran sekolah hingga umum. Untuk itu, minat baca masyarakat masih harus ditingkatkan.
Semangat literasi, khususnya minat baca, pada generasi muda terus menunjukkan tren penurunan yang mengkhawatirkan. Kehadiran gawai, seperti smartphone, yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, menjadi salah satu faktor utama penyebab berkurangnya minat baca di kalangan warga.
“Dampak yang jelas terlihat dari era digital ini adalah kurangnya kunjungan ke gedung perpustakaan, terutama dari kalangan pelajar kita,” Ucapnya belum lama ini.
Yan berharap pemerintah dapat meningkatkan minat baca dengan meningkatkan dan mengembangkan perpustakaan yang ada di desa.
Sehingga akses masyarakat untuk mendapatkan buku bacaan lebih mudah. Juga pengoperasian perpustakaan keliling yang banyak digemari anak-anak atau pelajar. Tak hanya itu, perlu juga dibuka peluang komunitas-komunitas bahasa pecinta minat baca untuk ikut andil dalam kemajuan perpustakaan.
“Ini menjadi tantangan bagi kita untuk membangkitkan kembali minat baca anak-anak generasi ini,” tambahnya.
Mengenai gedung perpustakaan di jalan Soekarno-Hatta, Ketua Komisi D yang membidangi sektor Pendidikan ini mengatakan bahwa evaluasi oleh pemerintah perlu dilakukan. Jarak yang terlalu jauh dapat menjadi salah satu faktor kurangnya minat masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan tersebut.
‘Saya melihat pemerintah tidak cukup mempromosikan gedung perpustakaan ini. Bagaimana orang akan datang dan membaca jika mereka tidak tahu,” ujar Yan.
Yan juga menyambut baik adanya program literasi digital yang saat ini gencar dilakukan oleh pemerintah pusat. Ia berharap pemerintah daerah dapat memanfaatkan program ini dengan baik sebagai alternatif untuk meningkatkan minat baca di tengah masyarakat. (adv)
Discussion about this post