Inspirasa.co – Pemerintah Kota Bontang mencatat, per Juni 2022 tingkat persentase stunting mencapai 21,68 persen.
Angka stunting tersebut terbilang tinggi, kata Staf Ahli bidang Pemerintahan dan Hukum Sekretariat Daerah Bontang, Sigit Alfian dalam sambutannya di rembug stunting tingkat Kota Bontang 2022 di Pendopo Rujab Kamis Kamis (25/8/2022).
Sigit Alfian menyebut, saat ini Pemkot harus konsen untuk menurunkan angka stunting tersebut, ditarget pada 2024 mendatang, setidaknya mencapai 14 Persen.
“Yang dibutuhkan saat ini adalah sinergi dan kolaborasi disetiap OPD terkait. Kerja tim ditingkat Kelurahan hingga RT, untuk menurunkan tingkat stunting,” ujarnya.
Selain itu Kata Sigit, peran masyarakat hingga corporate social responsibility (CSR) perusahaan juga dibutuhkan.
Ditahun ini saja, data sementara yang diperoleh dari masing-masing posyandu di Bontang, tercatat jumlah balita stunting dengan usia dibawah 2 tahun, ada sebanyak 310 anak.
Dari target 100 persen penimbangan bayi di bawah dua tahun, yang berhasil ditimbang hanya 22,56 persen atau 1.430 bayi.
Ada 3 penyebab utama pemicu stunting pada anak
Pertama, pola asuh yang kurang efektif. Pola asuh yang berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak, karena kurangmya asupan gizi yang baik.
Kedua, kurangnya perhatian pola makan, karena gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang sejak masa kehamilan.
Ketiga, faktor sanitasi akses air bersih dan sanitasi yang higienis. Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi risiko stunting pada anak.
Dari 15 Kelurahan di Bontang, terdata ada 5 Kelurahan yang angka stuntingnya cukup tinggi.
Lima kelurahan itu yakni Kelurahan Loktuan, Kelurahan Berbas Pantai, Kelurahan Berbas Tengah, Kelurahan Api-Api dan Kelurahan Gunung Elai.
Discussion about this post