Inspirasa.co – Pemkot Bontang membeberkan data angka prevalansi stunting di semester kedua per Agustus di tahun 2024, kembali mengalami peningkatan.
Angka stunting baru di umumkan pada awal Oktober 2024, berdasarkan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Dalam data ini, jumlah balita stunting meningkat di Agustus mencapai 20,6 persen. Meski sempat turun menjadi 18 persen pada Juli lalu.
Hal ini diiungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang, Bambang Sri Mulyono, beranggapan, peningkatan dipicu dari rendahnya partisipasi masyarakat, dalam program pemantauan di Posyandu.
Bahwa, dari total 16.226 balita di Bontang, hanya 7.055 balita atau 59,6 persen yang tercatat datang ke Posyandu.
“Dengan partisipasi masyarakat yang rendah, upaya pencegahan stunting menjadi kurang optimal,” ungkap Bambang di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota, Kamis (3/10/2024).
Bambang mengaku, tak tahu penyebab yang membuat masyarakat enggan untuk membawa anaknya ke Posyandu.
“Mungkin mereka berpikir jika anak dibawa ke Posyandu berarti terkena stunting. Kami sudah melakukan berbagai upaya agar kunjungan ke Posyandu meningkat,” ungkap Bambang.
Dirincikan Bambang, berdasarkan data kunjungan Posyandu dari Juni hingga Agustus 2024, terdapat tiga wilayah dengan tingkat partisipasi terendah.
Tiga wilayah tersebut, Bontang Kuala 28,84 persen, Lok Tuan 38,14 persen, dan Tanjung Laut Indah 46,29 persen.
Sementara di wilayah lain, menunjukkan partisipasi yang lebih baik, seperti Bontang Baru 83,48 persen, Gunung Elai 82,48 persen, Bontang Lestari 79,42 persen, Berbas Tengah 77,08 persen, dan Tanjung Laut 72,59 persen.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Pemkot Bontang, Bahauddin, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk rutin datang ke Posyandu guna mencegah peningkatan angka stunting.
Mendorong Dinkes lebih aktif dalam melakukan sosialisasi serta menciptakan inovasi-inovasi yang dapat mendorong masyarakat yang memiliki balita, agar lebih rajin datang ke Posyandu.
“Ini penting supaya pencegahan stunting bisa berjalan lebih efektif,” ujar Bahauddin.
Discussion about this post