Inspirasa.co – Sudah lebih 2 dekade Muhammad Ridwan berkecimpung di dunia komputer. Sejak 2004 ia membuka jasa perbaikan hingga mengajar, namun selalu terbentur satu hal: sertifikasi.
Kini, di usia 38 tahun, Ridwan akhirnya punya kesempatan mendapatkan legalitas keahlian lewat uji kompetensi teknisi komputer muda yang digelar Disnaker Bontang bersama LPK Aptekkom.
Uji kompetensi tersebut berlangsung pada Rabu (3/9/2025), menjadi puncak dari pelatihan intensif selama 20 hari. Sebanyak 21 peserta yang terpilih dari 50 pendaftar mengikuti proses asesmen untuk membuktikan kemampuan mereka.
Kabid Pelatihan, Produktivitas, dan Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Bontang, Lukman Nurhakim, menegaskan pelatihan ini merupakan upaya pemerintah menyiapkan sumber daya manusia yang siap menghadapi tuntutan dunia kerja. “Dengan sertifikasi resmi, peserta tidak hanya memiliki keterampilan, tapi juga pengakuan kompetensi yang berlaku nasional,” ujarya kepada Inspirasa.co, Rabu (3/9/2025) siang.
Asesor yang didatangkan dari LSP Media Informatika, Rinaldo, menjelaskan bahwa uji kompetensi ini menilai keterampilan dasar teknisi komputer. “Peserta diminta membuktikan kompetensi, mulai dari mengenali komponen, merawat dan membersihkan perangkat, hingga mengatur suhu PC agar tidak cepat rusak,” terangnya ketika ditemui di kantor LPK Aptekkom, Jalan Koi, Kelurahan Tanjung Laut Indah.

Ia menambahkan, proses uji kompetensi dibagi dalam dua tahap, yakni pra-asesmen dan asesmen. Pada tahap awal, peserta mengisi data diri serta mengunggah dokumen pendukung. Sedangkan pada tahap asesmen, mereka diuji secara praktik. “Intinya, mereka harus bisa menunjukkan bahwa layak disebut teknisi komputer muda yang kompeten,” lanjut Rinaldo.
Pengelola LPK Aptekkom, Bayu Purnama Ratri, mengatakan pelatihan ini digelar sejak 11 Agustus hingga 2 September dengan total 160 jam pembelajaran. Dari 50 pendaftar, hanya 21 peserta yang akhirnya lolos seleksi. “Harapannya, mereka tidak hanya siap kerja, tapi juga bisa mandiri membuka usaha dengan keterampilan yang dimiliki,” jelas Ratri
Menurut Ratei, peserta datang dari latar belakang beragam, bahkan sebagian benar-benar belajar dari nol. Dari 21 peserta, lima di antaranya perempuan. “Semangat mereka luar biasa. Meski ada yang baru mengenal dasar komputer, kini mereka sudah siap diuji sesuai standar BNSP,” katanya.
Adapun bagi Ridwan, kesempatan ini menjadi momentum penting. Ia mengaku ingin meningkatkan keahlian sekaligus mendapatkan pengakuan resmi. Dia menyambut baik kegiatan ini dan berharap kegiatan serupa bisa digelar di masa mendatang. Bisa jadi berjenjang, sebab pelatihan dan sertifikasi yang sekarang dilakukan ialah untuk teknisi komputer muda.
“Selama ini saya sudah bekerja di bidang IT, tapi sertifikat menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan atau lembaga. Karena itu, saya berharap kegiatan seperti ini bisa berkelanjutan,” tandasnya.
Penulis: Fitri Wahyuningsih

















Discussion about this post