SAMARINDA – Fenomena anak jalanan di Samarinda kembali memicu keprihatinan serius. Novan Syahronie, Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, menilai bahwa penanganan selama ini belum efektif lantaran minimnya pendekatan menyeluruh dan alokasi anggaran yang memadai.
“Kalau kita bicara soal penanganan di rumah singgah, itu kan harus benar-benar efektif. Artinya, kita harus membicarakan soal tempat, ketersediaan anggaran, makanannya, petugasnya, dan segala macamnya. Semua itu harus dianggarkan,” tegas Novan saat diwawancarai pada Kamis (3/7/2025).
Novan juga memperingatkan bahwa tanpa hasil konkret, program penanganan anak jalanan bisa jadi pemborosan dana. Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh agar program tidak sekadar formalitas.
“Kadang, kalau program itu tidak memberikan manfaat yang signifikan, ya akhirnya jadi sia-sia. Potensi mereka untuk kembali ke jalan itu tetap besar. Nah, itu jadi pemborosan anggaran juga. Sayang kan? Jadi kalau memang tidak ada dampaknya, lebih baik hentikan saja sekalian,” ujarnya.
Sebagai solusi, Novan mendorong pemerintah untuk memahami akar masalah dan menerapkan pendekatan yang sesuai, mengingat kompleksitas kondisi anak jalanan.
“Karena kita juga orang lapangan ya, yang benar itu cari akar masalahnya dulu. Anak-anak ini kan juga orang jalanan, jadi pendekatannya tidak bisa sembarangan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Novan menegaskan pentingnya penegakan hukum jika ditemukan kasus eksploitasi anak, baik oleh orang tua maupun pihak lain.
“Kalau anak-anak ini dimanfaatkan oleh orang tua mereka, itu kan termasuk eksploitasi anak. Nah, itu sudah jelas pidana. Undang-undangnya ada,” tambahnya.
Ia juga menyoroti peran aktif kepolisian sebagai mitra strategis dalam penanganan isu ini, mengingat sifatnya yang melibatkan banyak sektor.
“Kepolisian itu mitra kita juga. Kita bisa minta mereka ambil langkah hukum. Kita harus sampaikan bahwa penanganan anak jalanan ini memang butuh perhatian khusus,” tegas Novan.
Menurutnya, pemerintah seringkali lambat merespons karena belum ada kasus besar yang memicu tindakan cepat. Namun, Novan mengingatkan agar jangan menunggu insiden serius terjadi baru bertindak.
“Biasanya karena belum ada kejadian yang besar. Tapi ya jangan sampai nunggu kejadian dulu, baru bertindak,” ucapnya.
Novan menutup pernyataannya dengan peribahasa yang menggambarkan masalah anak jalanan yang terus berulang.
“Ini ibarat pepatah, ‘mati satu, tumbuh seribu’. Selesai satu kasus, muncul lagi yang baru. Jadi memang butuh penanganan serius dan menyeluruh,” pungkasnya.
(ADV/DPRDSmd/ANH)
Discussion about this post