Oleh: Dr. H. Rudy Mas’ud (Anggota Komisi III DPR RI Dapil Kaltim)
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki potensi besar untuk pengembangan berkelanjutan di masa depan. Sumber daya alam yang melimpah, termasuk tambang dan hasil hutan, dapat dikelola lewat pendekatan yang lebih ramah lingkungan untuk menjaga keberlanjutan dimaksud.
Dengan luas wilayah 127.346,92 km², hari depan Kaltim akan sangat dipengaruhi oleh sejauh mana provinsi ini mengelola sumber daya dan menangani tantangan sosial-ekonomi. Upaya diversifikasi ekonomi perlu terus didorong untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan. Budaya yang kaya juga dapat menjadi daya tarik pariwisata, yang berpotensi menjadi sumber pendapatan alternatif.
Pembangunan jalan, pelabuhan, dan bandara yang persisten akan meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas, sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi. Investasi dalam pendidikan dan kesehatan akan membentuk sumber daya manusia yang kompeten dan sehat, yang esensial bagi pembangunan jangka panjang.
Konsistensi upaya diversifikasi ekonomi penting digalakkan guna mengurangi risiko fluktuasi harga komoditas global. Disparitas antarwilayah juga perlu diatasi dengan meningkatkan akses terhadap layanan dasar di perdesaan. Sementara pendekatan sustainable development harus terus diutamakan guna menjaga keseimbangan ekologi.
Semenjak 2023, proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) terus mengalami perkembangan signifikan. IKN diharapkan menjadi pusat pemerintahan yang modern dan membawa dampak positif terhadap perekonomian lokal melalui peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan infrastruktur. Proyek ini juga akan menempatkan Kaltim sebagai pusat strategis dalam peta perekonomian nasional.
Melalui pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan, Kaltim dapat menjadi pilar penting menuju Indonesia Emas 2045. Potensi sumber daya alam yang melimpah, kekayaan budaya, dan kemajuan infrastruktur yang pesat, jika dikelola dengan bijak, akan membawa Benua Etam menuju kala nanti yang makmur dan sejahtera.
Dalam kaitan itu, dibutuhkan suatu peta jalan kepemimpinan yang HARUM demi menjawab berbagai tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada menuju generasi emas Kaltim di masa mendatang. HARUM mencerminkan kepekatan nilai-nilai utama peradaban dan merupakan akronim dari: Harmoni, Adil, Religius, Unggul, dan Maju.
*Harmoni, Adil, dan Religius*
Nilai “Harmoni” mengisyaratkan pentingnya keselarasan dan kerja sama dalam menggerakkan roda pemerintahan dan mengelola perbedaan yang ada. Sejak dulu, Kerajaan Kutai dikenal karena kemampuannya memelihara hubungan harmonis dengan suku-suku lain dan negara tetangga, yang menjadi landasan bagi stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi.
Melalui kehidupan yang harmonis, kepemimpinan Kaltim dapat membangun kesatuan di antara masyarakat yang beragam secara etnis, sosial, budaya, dan agama. Dalam konteks ini, harmoni menjadi sebuah nilai primer yang mesti dirawat dan diperjuangkan guna menghasilkan relasi sosial yang inklusif bagi seluruh warga masyarakat.
Kehidupan sosial yang harmonis juga dapat mendorong kerja sama produktif antar berbagai kelompok masyarakat, mengurangi ketegangan sosial, serta mempertahankan warisan budaya Kaltim yang kaya dan beraneka rupa. Peran sektor pendidikan berbasis multikultural akan memperkuat ikatan kebersamaan di antara warga masyarakat sekaligus menepis sikap diskriminatif.
Pemerintah dapat memfasilitasi kerja sama dan menjaga keseimbangan antar berbagai kelompok kepentingan. Selain itu, juga dapat menggunakan kewenangannya untuk merumuskan kebijakan inklusif yang memproteksi hak-hak perorangan atau pun kelompok yang ada dalam masyarakat.
Adapun nilai “Adil” akan menjamin perlakuan yang sama dan merata bagi semua warga, tanpa memandang latar belakang dan status sosial. Prinsip ini tidak hanya menciptakan kedamaian dan rasa tenteram di dalam masyarakat, tetapi juga membangun kepercayaan dan legitimasi terhadap pemerintahan.
Dengan merawat keadilan, kepemimpinan Kaltim memperkuat ikatan sosial dan membangun fondasi yang kokoh untuk kemajuan bersama. Tegaknya keadilan akan menjadi pijakan esensial dalam memelihara keseimbangan, menciptakan kepercayaan dan rasa aman, serta mendorong warga mengambil peran dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Jika keadilan sirna, kepercayaan di antara warga akan redup, dan berpotensi meretakkan ikatan sosial yang akan mengganggu jalannya pembangunan.
Sementara nilai “Religius” menunjukkan pentingnya spiritualitas dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Agama, dalam konteks ini, tidak hanya sebagai ritual atau kepercayaan, tetapi juga sebagai panduan moral dalam mengemban tanggung jawab kepemimpinan. Pemimpin yang religius akan cenderung memimpin dengan adil, jujur dan berintegritas, yang menjadi landasan menjaga kestabilan dan kesejahteraan masyarakat.
Kesemuanya itu, pada gilirannya akan memperkuat kohesi sosial dan menciptakan iklim kondusif bagi perkembangan spiritual, moralitas, dan demokrasi. Sementara kepemimpinan yang ada berlangsung penuh amanah, terbuka dan bertanggung jawab. Bagi masyarakat, keteladanan sikap dan perilaku pemimpin akan mendorong terciptanya kehidupan yang bermakna, yakni yang teratur, damai dan harmonis.
*Unggul dan Maju*
Selanjutnya adalah nilai “Unggul”. Mencerminkan semangat mencapai keunggulan dalam berbagai bidang. Dulu, Kerajaan Kutai dikenal sebagai pusat pembelajaran dan peradaban, di mana inovasi dan pengetahuan dihargai dan diperjuangkan. Pemimpin yang memelihara semangat unggul akan mendorong peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan, penelitian, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia.
Dengan menumbuhkan budaya unggul, akan menginspirasi generasi muda untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam memajukan daerah. Budaya unggul akan menghargai perbedaan, merawat pikiran positif, dan senantiasa siap menghadapi berbagai tantangan. Kepemimpinan Kaltim ke depan akan membentangkan jalan bagi generasi muda untuk meraih karakter unggul sebagai syarat memenangkan masa depan yang kian kompetitif.
Dan, terakhir adalah nilai “Maju”. Menggambarkan tekad untuk terus bergerak ke depan dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Sejarah Kerajaan Kutai, sekali lagi, menunjukkan mereka senantiasa terbuka terhadap pengaruh luar dan selalu berusaha memajukan kehidupan masyarakatnya. Pemimpin yang memandang masa depan dengan optimisme dan keberanian akan merancang kebijakan dan strategi yang progresif dan berorientasi ke depan.
Melalui nilai-nilai keberanian dan inovasi, akan membuka jalan bagi kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya. Kaltim membutuhkan kepemimpinan yang berfokus pada masa depan dan mendukung pembangunan IKN yang modern dan berkelanjutan. Dengan cara itu, Kaltim akan menjadi pusat pertumbuhan baru yang menarik bagi investasi domestik dan asing.
Semoga Kalimantan Timur ke depan dapat mencapai potensi penuhnya dan memainkan peran kunci menuju Indonesia Emas 2045, melalui kepemimpinan yang HARUM: Harmoni, Adil, Religius, Unggul, dan Maju. (Adv)
Discussion about this post