Inspirasa.co – Janji politisi yang tak pernah terealisasi pada pesta pemilu, setiap lima tahun sekali, hanya menjadi tumpukan utang yang siap meledak di masa depan berupa bencana sosial ekologis.
Hal tersebut, menjadi pokok persoalan pada aksi unjuk rasa yang digelar beberapa kelompok aktivis yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim Bersatu. Aksi unjuk rasa di lakukan di KPU Kaltim, Jalan Basuki Rahmat, pada Senin (12/2/2024).
Koordinator Lapangan Aksi, Aji Ahmad Affandi menuturkan, aksi ini sebagai respon persoalan sosial hingga masalah lingkungan yang semakin parah.
“Menuntut perubahan yang signifikan demi keadilan sosial dan pemulihan lingkungan,” Jelasnya.
Hal itu akibat janji-janji politis dengan kebijakan ekstraktif pascapemilu yang sudah digelar sebanyak 5 kali. Bahkan sudah terjadi sejak era reformasi.
Seperti Industri ekstraktif. Terkhusus persoalan tambang batu bara, jelas menimbulkan kerusakan lingkungan yang terus meluas di Kaltim.
“Kerusakan lingkungan akibat tambang batu bara itu, merenggut hak-hak masyarakat dan memperparah kondisi sosial ekonomi rakyat,” Jelasnya.
Menurutnya, persoalan itu mengorbankan hak kehidupan masyarakat, demi kelancaran industri yang dilakukan para politisi.
Selain itu, nyatanya janji politik seperti peningkatan kapasitas masyarakat hingga pemenuhan hak asasi manusia selalu dilontarkan calon presiden ketika kampanye, namun masyarakat masih sering mengalami intimidasi.
Olehnya, persoalan ini perlu serius dibijaki melalui sistem pemilu yang dianggap kontroversial, namun nyatanya semakin memperburuk kondisi tersebut.
Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim bersatu, mendesak KPU agar bersikap netral, dan kedepan proses demokrasi dapat utuh dan memberikan hak veto terhadap masyarakat.
Pewarta: AD
Discussion about this post