Minggu, Juni 8, 2025
inspirasa.co
No Result
View All Result
  • Login
  • Advetorial
  • Budaya
  • Identitas
  • Terkini
  • Viral
  • Kuliner
  • Lingkungan
  • Musik
  • Politik
  • Sains
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
  • Advetorial
  • Budaya
  • Identitas
  • Terkini
  • Viral
  • Kuliner
  • Lingkungan
  • Musik
  • Politik
  • Sains
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
No Result
View All Result
inspirasa.co
Home Info Terkini

Menpora Dianggap Biang Kerok Tak Ada Merah Putih Saat Indonesia Juara Piala Thomas

inspirasa.co by inspirasa.co
18 Oktober 2021
in Info Terkini, Nasional, Politik
0
Menpora Dianggap Biang Kerok Tak Ada Merah Putih Saat Indonesia Juara Piala Thomas

Foto Istimewa

364
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kemenpora sempat mengklaim ancaman sanksi WADA sudah diurus. Nyatanya, atlet Indonesia tak bisa mengibarkan bendera di kompetisi internasional, memicu kecaman netizen.

Inspirasa.co – Seharusnya, Minggu (18/10) malam adalah hari yang sempurna bagi semua orang ber-KTP Indonesia. Tim beregu putra bulu tangkis Indonesia berhasil mengakhiri dominasi Tiongkok 19 tahun terakhir di kompetisi Piala Thomas terkini. Tim Indonesia menang secara meyakinkan setelah menyapu bersih tiga game awal dari Tiongkok, menandakan regenerasi bulu tangkis dalam negeri berada di jalur yang tepat.

Baca juga :

Efisiensi Belanja Negara, Menteri Keuangan Hapus Tunjangan Uang Pulsa dan Uang Saku Rapat PNS

Tendangan Penalti Romeny Menangkan Indonesia Lawan China 1-0

Sayang, kekecewaan muncul pada sesi seremoni. Indonesia tidak boleh mengibarkan bendera merah putih, sebagai dampak sanksi Badan Anti-Doping Dunia (World Anti-Doping Agency, atau WADA). Untuk pertama kalinya dalam sejarah, bendera Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang berkibar menggantikan Merah Putih akibat negara gagal memenuhi syarat administrasi. 

Pengguna medsos geram bukan kepalang. Coba tengok saja komentar-komentar di twit Presiden Joko Widodo di tautan ini. Tapi bisa dibilang, salah satu yang kelihatan paling geram adalah legenda hidup bulu tangkis Indonesia Taufik Hidayat yang pernah ikut memenangkan Piala Thomas pada 2000 dan 2002.

Ketua Umum PBSI Agung Firman Sampurna merespons sanksi dengan berlaku diplomatis tapi tetap sedikit menyindir. “Kami tidak ingin menyalahkan siapa pun dalam hal ini. Saya pikir kita semua sudah tahu apa yang menjadi penyebab hal ini,” kata Agung kepada Tempo.

Nah, sebelum lanjut marah-marah, sebaiknya kita pahami dulu alasan mengapa kita wajib marah sama insiden bendera Merah Putih enggak bisa berkibar di Denmark semalam. Spoiler: penjelasan ini akan bikin kamu tambah marah.

Awalnya pada 15 September 2021, WADA mengirimkan surat ke delapan organisasi—enam negara dan dua federasi—bahwa mereka belum memenuhi syarat uji doping para atlet di institusi masing-masing sesuai dengan The World Anti-Doping Code 2021 yang dideklarasikan dan diperbaharui WADA tiap tahun. Negara dan organisasi tersebut adalah Indonesia, Thailand, Korea Utara, Rumania, German Community of Belgium (GCoB), Montenegro, Federasi Bola Basket Tuli Internasional, dan Federasi Olahraga Gira Internasional. Untuk Indonesia, surat itu dikirimkan ke Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) karena Indonesia dinilai tak menerapkan program pengujian doping para atlet yang efektif.

Dalam surat putusan itu, WADA memberi tenggat 21 hari kepada kedelapan organisasi tersebut untuk membantah. Lewat batas waktu 7 Oktober, hanya tiga dari delapan organisasi yang bisa menunjukkan klarifikasi valid tentang mengapa program uji doping miliknya belum sesuai aturan. Mereka adalah GCoB, Montenegro, dan Rumania. Sisanya gagal dan divonis sanksi berat, salah satunya dialami Indonesia yang dilarang mengibarkan bendera di Piala Thomas kayak semalam. 

Selain tak boleh ngibarin bendera negara di ajang internasional, sikap abai pada teguran WADA juga membuat beberapa hak Indonesia dicabut karena statusnya sebagai non-compliance (anggota tak patuh). Beberapa di antaranya, enggak boleh mengajukan diri jadi tuan rumah turnamen olahraga regional dan internasional, terus WNI juga dilarang jadi pengurus organisasi atau komite olahraga tingkat regional dan internasional.

Untuk menyelesaikan masalah ini, Indonesia akan didampingi Lembaga Anti-Doping milik Jepang sebagai pihak ketiga yang diutus WADA sebagai supervisor, dengan seluruh biaya monitoring harus dibayarkan oleh Indonesia sebagai tervonis.

Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia sesaat setelah mengetahui negaranya kena vonis? Tentu saja berdalih layaknya kayak calon peserta ujian masuk universitas.

“Memang WADA mengirimkan surat dan disampaikan kita tidak patuh. Begini, saat pandemi Covid-19, semua kegiatan olahraga kita berhenti. Tidak ada kompetisi, kejuaraan, bahkan car free day dilarang saat itu,” ujar Menpora Zainudin Amali saat diwawancara Radio Sonora, Rabu (13/10) lalu.

“Sampel [tes doping] itu diambil kalau ada kejuaraan atau kompetisi maupun turnamen. Kalau tidak ada, bagaimana mau ambil sampel begitu ya? Sehingga Indonesia tidak bisa memenuhi sampel itu. Itu yang dianggap tidak patuh. Kemudian, kita berkirim surat menjelaskan situasi yang kita hadapi ini dan akhirnya mereka memahami,” kata Amali, mengindikasikan bila semua ini hanya problem komunikasi semata.

Akan tetapi, berbagai klaim Menpora itu terbukti rontok dengan sendirinya. Pertama, dari pengumuman resmi Kemenpora, pemerintah baru bertindak merespons surat dari WADA pada 8 Oktober. Pada penjelasan resminya, Kemenpora bilang sedang “bertindak cepat” dan mengaku “tidak khawatir” karena Indonesia akan memenuhi syarat dari WADA secepatnya. Padahal, surat sudah dikirimkan sejak 15 September dan vonis sudah dijatuhkan pada 7 Oktober atau 21 hari setelahnya. Ngapain aja selama itu?

Kedua, tanpa mengurangi rasa hormat terhadap dampak pandemi di dunia: emangnya cuma Indonesia yang kena pandemi? Kenapa negara lain yang juga kena dampak pandemi bisa tetap memenuhi syarat tanpa masalah? 

Begitu banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan, namun melihat Menpora sendiri terlihat enggak paham sanksi dan aturan WADA dengan membuat pernyataan keras kepala seperti “BWF mengambil keputusan sendiri padahal Indonesia masih dalam masa klarifikasi” atau “bendera tak diperkenankan tapi lagu kebangsaan boleh karena Indonesia masih masa klarifikasi”, rakyat Indonesia kayak kita ya cuma bisa menyesali nasib terlahir WNI dan berdoa semangat para atlet enggak terganggu karena insiden ini.

“Kapan hukuman ini selesai? Ya terserah Indonesia. Kalau bisa tiga bulan selesai, empat bulan selesai. Kalau sampai satu tahun kita enggak melakukan reformasi terhadap apa yang dilakukan LADI, hukuman dari WADA bisa diperpanjang,” kata jurnalis olahraga senior Jawa Pos Ainur Rohman saat dihubungi VICE.

“LADI sudah klarifikasi di Instagram, tapi yang jadi pertanyaan, dalam fase 21 hari dari 15 September-7 Oktober itu, mereka [pemerintah Indonesia] melakukan melakukan apa? Apa upaya mereka untuk dilakukan agar menghindari sanksi? Ini tidak ada penjelasan.” *(Vice Indonesia).

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
  • Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X

Terkait

ShareTweetShare
 
Next Post
Muatan Truk 15 – 20 Ton, Diduga Picu Jalan di Bonles Rusak, Nursalam: Pemkot Buat Perda Lalu Lintas

Muatan Truk 15 - 20 Ton, Diduga Picu Jalan di Bonles Rusak, Nursalam: Pemkot Buat Perda Lalu Lintas

Dewan Pertanyakan Sikap Kepala Satpol PP yang Selalu Mangkir di Setiap Agenda Rapat Paripurna

Dewan Pertanyakan Sikap Kepala Satpol PP yang Selalu Mangkir di Setiap Agenda Rapat Paripurna

Discussion about this post

POPULAR NEWS

Kaka Ade bersaudara?

Kaka Ade bersaudara?

3 Oktober 2021
Pelaku Penabrak Pengendara Motor di Depan Sekolah YPK Terancam di Hukum 6 Tahun Penjara

Pelaku Penabrak Pengendara Motor di Depan Sekolah YPK Terancam di Hukum 6 Tahun Penjara

8 Mei 2021
Warga Sangatta Menang dalam Sengketa Informasi Terkait Operasi Tambang PT KPC

Warga Sangatta Menang dalam Sengketa Informasi Terkait Operasi Tambang PT KPC

5 Mei 2025
KRI Nanggala 402 Ditemukan, 53 Awak Dinyatakan Gugur

KRI Nanggala 402 Ditemukan, 53 Awak Dinyatakan Gugur

25 April 2021
Ini Sosok Foto Nur Asli KKN di Desa Penari Mahasiswa Angkatan 1996

Ini Sosok Foto Nur Asli KKN di Desa Penari Mahasiswa Angkatan 1996

21 Mei 2022

EDITOR'S PICK

Anggota Komisi II DPRD Bontang, Nursalam, dalam rapat paripurna pada Rabu (26/6/24).

Proyek Perbaikan Jalan di Bukit Indah Dikritik Nursalam, Tak Diberi Tanda Peringatan Sebabkan Kecelakaan dan Timbulkan Kemacetan

2 Juli 2024
Foto: Lukman, Asisten III perekonomian dan pembangunan Pemkot Bontang.

HUT Damkar ke-106 Digelar di Bontang, Presiden Prabowo Dijadwalkan Hadir

4 November 2024
2 Tahun Utang Nunggak, Abdul Haris Minta Upah Pekerja PT D&C Engineering Segera Dibayar

2 Tahun Utang Nunggak, Abdul Haris Minta Upah Pekerja PT D&C Engineering Segera Dibayar

9 November 2021
HUT Desa Selerong Kukar Ke-105, Gelar Acara Adat Sarawenan Ungkapan Rasa Syukur Masyarakat Kepada Sang Pencipta

HUT Desa Selerong Kukar Ke-105, Gelar Acara Adat Sarawenan Ungkapan Rasa Syukur Masyarakat Kepada Sang Pencipta

16 Oktober 2023

Tentang Kami

Follow us

Berita Terbaru

  • Efisiensi Belanja Negara, Menteri Keuangan Hapus Tunjangan Uang Pulsa dan Uang Saku Rapat PNS 6 Juni 2025
  • Tendangan Penalti Romeny Menangkan Indonesia Lawan China 1-0 5 Juni 2025
  • Jelang Idul Adha, Bontang dapat Tambahan 1000 Tabung Gas Elpiji 3 Kg dari Pertamina 5 Juni 2025
  • Kali Pertama Kota Bontang dapat Bantuan Sapi Kurban Seberat 650 Kg Pemberian Presiden RI 5 Juni 2025
  • Pedoman media siber
  • Privacy
  • Redaksi
  • Kontak

© 2021 inspirasa.co - Support By Inspirasi Cyber ICM KALTIM.

No Result
View All Result
  • Advetorial
  • Budaya
  • Identitas
  • Terkini
  • Viral
  • Kuliner
  • Lingkungan
  • Musik
  • Politik
  • Sains
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak

© 2021 inspirasa.co - Support By Inspirasi Cyber ICM KALTIM.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
 

Memuat Komentar...