Inspirasa.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang merekomendasikan umat Islam, semaksimal mungkin menghindari penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel.
Persoalan agar tak menggunakan produk yang terafiliasi dengan Israel tersebut, tentu berdampak pada omzet atau pendapatan pada pengusaha toko maupun minimarket di sejumlah wilayah di Indonesia.
Lalu bagaimana dengan pengusaha toko maupun minimarket di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Beberapa pengelola toko atau pun minimarket di Kota Bontang yang bersedia diwawancara, terkait seruan boikot produk yang dianggap pro Israel itu pun menanggapi soal dampaknya, bagi omzet mereka.
Santi pengelolaa minimarket mengatakan, dampaknya penurunan daya beli konsumen mulai dirasakan, meski tidak signifikan.
Santi bilang, memang ada beberapa produk yang mulai ditinggalkan konsumen. Selain itu, ada juga beberapa pembeli yang menanyakan soal apa saja produk pro Israel itu.
“Ya mulai terasa, beberapa hari ini, ada beberapa konsumen yang mulai nanya-nanya soal produk Israel itu,” Ujarnya, ditemui media ini Kamis (16/11/2023).
Terkait hal itu, Santi meminta agar pemerintah lebih bijak terkait persoalan ini. Terlebih dengan pengusaha pengelola toko kecil yang pendapatan bakal terdampak soal boikot produk pro Israel ini.
Ia juga berharap agar konsumen bisa lebih cerdas dan bijak, terkait seruan untuk memboikot produk-produk yang disebut pro Israel tersebut.
Hal senada diungkapkan oleh Kiki salah satu admin minimarket yang mengakui, jika beberapa pelanggannya mulai menanyakan soal produk pro Israel.
“Sudah mulai ada pelanggan yang tak menggunakan produk itu mas, sebelumnya dibeli tapi semenjak ada soal boikot produk itu, ia tak beli lagi,” Ungkapnya.
Discussion about this post