Inspirasa.co – Pupuk Indonesia melalui PT Pupuk Kaltim resmi memulai proyek pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia berlokasi di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur. Jumat (31/10/2025).
Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyambut pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia yang di bangun di Kota Bontang
Dikatakan Neni Moerniaeni, Kota Bontang merupakan kota kecil yang diapit berbagai perusahaan besar.
Maka itu, Pemkot Bontang bersama masyarakat berkomitmen mendukung pembangunan investasi industri hilir dan industri lainnya di Kota Bontang.
“Apa yang dicita-citakan Presiden Prabowo Subianto dengan Asta Cita-nya, Indonesia diharapkan mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen,” kata Neni Moeniaeni.
Pertumbuhan ekonomi di Kota Bontang tahun ini kata Neni Moerniaeni, meski tanpa bergantung dengan migas, mencapai 9,8 persen, tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
“Kalau dengan migas itu fluktuatif. Alhamdulillah meski tanpa bergantung migas, kita bisa melebihi Nasional 9,8 persen,” ungkap Neni Moerniaeni.
Ini juga berkat kontribusi dari perusahaan yang ada di Kota Bontang, bagaimana membantu pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran.
“Ketika ada ekonomi makro, tentu bertumbuh juga dengan adanya ekonomi mikro. Saya mengucapkan terimakasih kepada PT Pupuk Kalimantan Timur yang CSR-nya selama ini berkolaborasi dengan visi dan misi Pemerintah Kota Bontang,” jelas Neni Moerniaeni.
Neni Moerniaeni menekankan agar PT Pupuk Kaltim dapat berkomitmen menyerap tenaga kerja lokal di pabrik soda ash.
Bagaimana menerapkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun 2018 tentang rekrutmen dan penempatan 75 persen tenaga kerja lokal. Dan 25 persen untuk tenaga kerja luar.
Sementara itu Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi menegaskan berkomitmen melaksanakan Perda tersebut.
“Ya pasti kita akan melaksanakan apa yang sudah menjadi aturan dan itu menjadi komitmen kita,” jelas Rahmad Pribadi.
Rahmad Pribadi menyampaikan, pabrik soda ash memproduksi amonium klorida sebesar 300.000 ton.
Diharapkan pabrik ini membantu memenuhi 30% kebutuhan soda ash nasional melalui produksi dalam negeri.
Ditakakan Rahmad Pribadi, dalam beberapa tahun ini, Indonesia terpaksa mengimport produk soda ash sebanyak kurang lebih 1 juta ton soda ash dari berbagai negara, dan volumenya yang terus bertambah.
Maka itu, Produksi soda ash ini juga diharapkan menekan impor amonium klorida, senilai Rp 250 miliar per tahunnya.
Proyek pembangunan pabrik soda ash menelan anggaran investasi sebesar sekitar Rp 5 triliun, dari pendanaan perseroan dan perbankan nasional.
Proyek ini digarap kontraktor PT TCC Indonesia Branch Enviromate Technology International (ETI) dan PT Rekayasa Industri (Rekind).
Pabrik ini ditargetkan dapat rampung dan beroperasi pada bulan Maret 2028,dibangun di atas lahan seluas 16 hektar.
Dalam proses konstruksi pembangunannya dapat menyerap sekitar 800 orang dan sekitar 86 hingga 1.000 orang untuk operasionalnya.

















Discussion about this post