Inspirasa.co – Ratusan pengemudi (driver) goJek tergabung dalam Bubuhan Driver GoJek Samarinda (Budgos), merasa dirugikan dengan sistem aplikasi double order, GoFood dengan fitur Mode Hemat yang berdampak pada nominal ongkir yang mereka dapatkan.
Terkait persoalan itu, ratusan pengemudi (driver) goJek Budgos ini pun melakukan demonstrasi dan mogok kerja selama 3 hari.
Aksi demonstrasi dilakukan di depan Kantor GoJek Jalan Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, pada Senin (24/7/2023)
Ratusan driver gojek ini menuntut agar aplikasi double order, GoFood dengan fitur Mode Hemat bisa dievaluasi. Hal ini diungkapkan Eca dan Fitri driver gojek.
Mereka merincikan hal-hal yang perlu dievaliuasi pada sistem aplikasi double order, GoFood dengan fitur Mode Hemat tersebut, diantaranya; soalperbaikan titik penjemputan, tambahan biaya ongkir untuk pesanan diatas Rp 200 ribu, kebijakan lonjakan tarif saat kondisi tertentu.
Selain itu mereka meminta soal alokasi order yang dapat diberikan dengan secara adil dan merata, dan meminta untuk menjalankan amanat keputusan menteri perhubungan nomor 1001 tahun 2022.
“Kami menuntut tambahan biaya ketika mendapat orderan dengan radius yang jauh. Dimana pada orderan pertama kita dapat Rp 8 ribu, sementara di orderan kedua hanya mendapatkan Rp 2 ribu saja. Harusnya, biaya yang pertama dan kedua itu bisa disamakan,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Regional Gojek Indonesia Bagian Timur Gusti menuturkan, apa yang menjadi tuntutan dari Ratusan driver gojek ini akan dintidaklanjuti. Ia tak ingin
“Kami akan melakukan rapat di tingkat regional, karena implementasi perubahan yang dibuat dan bersifat menyeluruh ini merupakan kebijakan pimpinan, tidak dapat diubah secara sepihak,” ungkapnya.
Pihaknya berjanji akan menyampaikan hasil keputusan dan mengundang para mitra pengemudi, setelah hasil rapat diputuskan.
Discussion about this post