Inspirasa.co — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bontang pada Pilkada serentak 27 November 2024, melibatkan dan memperioritaskan partisipasi penyandang disabilitas.
Koodinator Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu KPU Bontang, Acis Maidy Muspa menjelaskan, di Pilkada tahun pihaknya melibatkan partisipasi teman-teman penyandang disabilitas.
“Melibatkan teman-teman difabel bukan hanya sebagai pemilih tetapi juga sebagai penyelenggara,” jelas Acis Maidy Muspa di simulasi pemungutan suara di halaman Kantor KPU Bontang, Jalan Awang Long, Rabu (13/11/2024) pagi.
Kata Acis, penyandang disabilitas tersebut tersebar di beberapa kelurahan Bontang Baru, Bontang Barat dan Bontang Selatan.
Dalam simulasi pemungutan suara di halaman Kantor KPU Bontang, ini juga melibatkan Rizky seorang difabel yang cukup dikenal di Bontang.
“Mas Rizky kawan difabel sudah bisa berperan dalam aktivitas pemilihan, sesuai dengan kemampuannya sebagai KPPS bisa membaca dan menulis, dia nanti disesuaikan dengan jenis tugasnya di KPPS,” ungkap Acis Maidy Muspa.
Acis menambahkan, begitu pun, untuk teman-teman disabilitas tercatat di dalam DPT ada sekitar 664 pemilih.
Berdasarkan data KPU Bontang untuk penyandang disabilitas dengan keterbatasan fisik sebanyak 242 orang.
Sedangkan untuk keterbatasan intelektual berjumlah 54 orang. Keterbatasan mental berjumlah 96 orang. Tunawicara berjumlah 145 orang. Pemilih tunarungu berjumlah 28 orang dan tunanetra berjumlah 99 orang.
Adapun dalam proses seleksi Kelompok Penyelenggara Pemilihan Suara (KPPS) yang melibatkan penyandang disabilitas, KPU telah berkoordinasi dengan Inbis Permara Bunda dan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (LPPDI).
Begitu juga KPU telah meminta data kawan difabel Bontang yang berpotensi mengikuti seleksi KPPS.
“Pemilihan sebelumnya memang ada kawan difabel yang terlibat sebagai anggota KPPS, tapi tidak banyak. Mungkin satu orang. Sekarang keterlibatannya lebih besar. Di Kelurahan Bontang Barat, Selatan, dan Utara, ada,” kata Acis.
Acis bilang keterlibatan penyandang disabilitas untuk mendorong pemilihan yang semakin inklusif. Bahkan denah Tempat Pemungutan Suara (TPS) juga diatur ramah untuk semua.
Pada pemengutan suara nantinya, KPU telah menyediakan dua bilik khusus disabilitas yang mana ukurannya lebih rendah dari bilik umum.
Juga berjarak sekitar 1 meter dari bilik umum. Ini untuk memudahkan kawan difabel fisik yang menggunakan kursi roda untuk melakukan pemilihan.
“Kami setting TPS ini untuk memudahkan teman-teman difabel. Pun kalau misalnya masih diperlukan bantuan saat proses pemilihan, ada KPPS yang siap membantu,” bebernya.
Lebih jauh Acis menjelaskan, simulasi pemilihan ini perlu dilakukan agar pemilih tidak bingung bagaimana tata cara pemilihan.
Pun bagi penyelenggara ini penting agar mereka bisa tahu apa saja yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan demi kelancaran pemilihan pada 27 November mendatang.
Adapun, berdasarkan simulasi pemilihan ini, sebelum memilih, warga bisa mengecek namanya lebih dulu apakah sudah terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau belum.
Ketika mulai memasuki lokasi pemilihan, petugas ketertiban TPS akan memeriksa C Pemberitahuan dan KTP warga.
Bila sudah selaras, warga diarahkan ke KPPS 4 dan 5 untuk kembali dicek namanya, setelah itu diarahkan ke kursi tunggu.
Khusus untuk pemilih prioritas, mereka akan diarahkan ke tempat tunggu prioritas dan diarahkan memilih lebih dulu bila kondisi memungkinkan. Pemilih prioritas ini ialah warga berusia lanjut usia (lansia).
Setelah menunggu, nama warga dipanggil ketua KPPS untuk mengambil dua jenis surat suara. Merah untuk pemilihan gubernur. Biru untuk wali kota.
Setelahnya, warga menuju bilik suara. Adapun selama di bilik suara, warga dilarang membawa ponsel apalagi melakukan dokumentasi.
“Tidak boleh bawa handphone, mengambil apalagi mempublikasi kegiatan selama di bilik suara. Itu bisa disanksi pidana,” tegasnya.
Setelah memilih, warga menuju KPPS 6 untuk memasukkan surat suara yang sudah dicoblos. Kotak suara putih corak merah untuk surar suara pemilihan gubernur.
Kotak suara putih corak biru untuk wali kota. Setelah itu, warga mencelupkan tangan ke tinta, untuk menandai bahwa proses pemilihan sudah rampung dilakukan.
“Nanti diupayakan harus kena sampai kuku. Karena kalau cuma bagian dalam jari, itu gampang hilang. Kalau sampai kena kuku jari, bisa tahan 3-4 hari,” jelasnya. (Adv)
Discussion about this post