Opini: Menurutku, banjir memang merupakan bencana alam, namun bisa diprediksi dan diantisipasi. Selain itu butuh pemimpin yang cerdas bisa bekerja nyata untuk mengatasi persoalan banjir.
Banjir di Kota Bontang, menjadi sekelumit cerita pilu dari para korban, meninggalkan pertanyaan soal, siapa dalang dari musibah banjir itu, dan siapa yang akan menyelesaikannya.
Para korban banjir, jelas meradang, ketika bencana banjir yang merendam tempat tinggal mereka disambangi banjir berulang kali, dan tanpa solusi yang nyata dari pemerintah ‘pemimpin kota’.
Pertanyaannya, kenapa hujan dengan intensitas yang tinggi, selalu di tuding menjadi biang kerok penyebab banjir.
Sementara ada pemerintah yang memiliki fungsi pelayanan terhadap masyarakat, selain itu sebagai fungsi pengaturan, fungsi pembangunan, dan fungsi pemberdayaan. Sebagaimana, menurut UU No. 24 Tahun 2007, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Masyarakat kini menanti solusi yang nyata dari pemerintah. Lalu, siapa yang bertanggung jawab akan permasalahan bencana banjir ini?
Sejak Januari hingga Mei 2022 ini, banjir sudah melanda wilayah Kota Bontang, berulang-kali.
Hujan dengan intensitas yang tinggi, selalu di tuding menjadi biang kerok penyebab banjir.
Sementara, berdasarkan kajian analis risiko banjir pada InaRISK BNPB, Kota Bontang, berada pada kategori dengan risiko sedang hingga tinggi. Namun, lambat laun, jika permasalahan tak segera ditangani dengan baik maka dampak banjir akan semakin buruk dirasakan masyarakat.
Banjir yang selalu terjadi, menjadi bukti ketidakmampuan pemerintah dalam menangani permasalahan pelik ini.
Sebabnya, tak lain karena pemerintah tak mampu menjamin proses pembangunan dan penanggulangan banjir terlaksana dengan baik.
Padahal penanganan banjir itu, merupakan program unggulan dari janji politik Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bontang terpilih, Basri Rase-Najirah. Program itu, kini dinanti-nanti masyarakat.
Maka tindakan cerdas dan solusi yang nyata dari pemimpin itu sendiri, semestinya menjawab persoalan pelik ‘banjir’ yang terjadi di Kota Bontang.
Masyarakat butuh pemimpin cerdas yang memilki Sumber Daya Manusia ‘SDM’ yang unggul dan bisa bekerja nyata. Bukan hanya sekedar pencitraan untuk mencari simpati masyarakat.
Lalu, bagaimana mau bekerja jika pemimpinnya seakan tak memiliki tata kelola yang baik (good governance). Sebab, terkesan pemimpinnya saja saat ini, seakan bekerja sendiri-sendiri. (Ars).
Discussion about this post