Inspirasa.co – Anggota DPRD Bontang sidak (inspeksi mendadak) ke lokasi proyek pembangunan pabrik amonium nitrat yang dilaksanakan PT Wijaya Karya (WIKA) sebagai sub-kontraktor di kawasan kerja PT Pupuk Kaltim. Senin (23/5/2022).
Sidak itu dilakukan usai DPRD Bontang menerima aduan masyarakat, terkait dugaan perusahaan yang mendatangkan pekerja asal luar daerah dan kurang memperhatikan pekerja lokal.
Dilokasi peroyek tersebut, Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris yang akrab disapa AH, menyayangkan sikap PT Wijaya Karya (WIKA) yang dianggap kurang memperhatikan tenaga kerja lokal. Khususnya di wilayah bufferzone. Wilayah itu meliputi Kelurahan Guntung, Loktuan dan Sidap.
Agus Haris menilai perusahaan kurang optimal dalam menyerap tenaga kerja. Sementara, wilayahnya paling dekat dengan bufferzone.
“PT Wika harus memiliki komitmen untuk ikut menyerap tenaga kerja lokal. Contohnya di wilayah yang paling dekat dengan bufferzone lebih diutamakan supaya tidak menimbulkan kecemburuan,” ujarnya saat rapat bersama PT Wika dan Komisi Gabungan DPRD Bontang, Senin (22/4/2022).
Berdasarkan data yang di terima DPRD, total tenaga kerja di wilayah bufferzone meliputi, 9 orang tenaga kerja dari Sidrap, 126 dari Guntung, dan 370 dari Loktuan. Ini dianggap Agus Haris masih sangat kecil dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat di wilayah bufferzone.
Selain itu untuk posisi di bidang Welder dan Pefiter, Menurut AH harusnya dapat dipenuhi oleh tenaga kerja asal Bontang. Namun justru menggunakan 20 tenaga kerja yang dari pulau jawa.
“Kalau untuk posisi itu (Welder dan Pefiter) tenaga kerja lokal juga banyak yang mumpuni, kenapa mesti pakai dari luar. Terus ada lagi 6 pekerja asing ini juga harus dilaporkan ke Disnaker. Dan hentikan sistem kerja borongan,” tegasnya.
Ada 43 perusahaan rekanan di proyek PT Wika
Menanggapi hal itu Manager Proyek PT Wika, Hadi Prasetyo mengaku telah melaksanakan perekrutan sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) nomor 10 tahun 2018 yang ada di Kota Bontang, menggunakan 75 persen tenaga kerja lokal.
Ia pun menjelaskan ada sekitar 43 perusahaan rekanan yang tergabung dalam proyek di PT WIKA, dengan jumlah tenaga kerja lokal yang terserap sebanyak 851 orang dan 259 orang dari luar daerah Kota Bontang.
“Totalnya ada 1.110 tenaga kerja yang sampai sekarang masih bekerja. Kalau secara keseluruhan mulai dari awal pekerjaan proyek ada 1.370 tenaga kerja lokal dan non lokal 313 orang, karena ada beberapa pekerjaan yang sudah selesai,” terangnya.
Sementara soal penyerapan tenaga kerja di wilayah bufferzone, menurut Hadi skalanya sesuai dengan Perda. Artinya menyeluruh se-Kota Bontang bukan berdasarkan bufferzone.
“Kami berdasarkan bufferzone sudah gunakan tenaga kerja yang menurut kami sudah banyak dan menyeluruh sesuai Perda bukan secara khusus bufferzone,” timpalnya.
Penulis: Yayuk Sugiarseh
Discussion about this post