“Jadi pemeritah harus total dalam mendukung dunia pendidikan di Bontang, jangan setengah-setengah,” Tegas Neni Moerniaeni.
Untuk memperjuangkan dunia pendidikan di Bontang, agar lebih baik lagi, Neni Moerniaeni bertekad untuk tidak setengah-setengah memikul beban itu.
Di roda pemerintahannya di priode 2016-2021, dalam hal dunia pendidikan, dia berhasil mewujudkan janji politiknya dalam 3,5 tahun.
Di tahun 2017, program pembagian paket seragam gratis, tas, sepatu, dibagikan kepada 38.727 pelajar swasta dan negeri, dari tingkat SD, SMP, dan SMA se-Kota Bontang
Nilai anggaran yang digunakan Rp 18 miliar terdiri atas sepatu Rp 6,7 miliar, tas Rp 5,4 miliar, dan seragam Rp 6,1 miliar.
Di tahun 2019, paket seragam gratis kembali dibagikan kepada 38.500 pelajar dengan anggaran Rp 20 miliar. Bahkan laptop bagi guru juga diberikan.
Maksimalkan 20 persen APBD untuk pendidikan
Bila tak ada aral melintang, di benak Neni Moerniaeni, ada sejumlah agenda strategis yang kembali diperjuangkan, jika ia mendapat mandat kepercayaan rakyat di Pilkada 2024.
Mantan anggota DPR RI ini bertekad, memaksimalkan penggunaan 20 persen dari APBD untuk pendidikan.
Program Kartu Bontang Pintar
Salah satu program yang diusung ialah memberikan Rp1 juta rupiah, setiap tahunnya bagi tiap anak sekolah di Bontang.
“Nanti kami buat Kartu Bontang Pintar untuk program ini,” bebernya.
Pemerintah harus punya sikap egas dalam memperjuangkan pendidikan. Tidak bisa setengah-setengah, sebab pendidikan adalah dasar dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul.
Muaranya akan membawa berbagai kemajuan bagi bangsa dan negara, khusunya Bontang.
Sesuai amanah UU, 20 persen dari APBD mesti dialokasikan untuk pendidikan. Sementara pada 2024, APBD Bontang ditetapkan di angka Rp2,6 triliun.
“Ini artinya, ada sekitar Rp600 miliar yang mesti dialokasikan untuk pendidikan di Bontang,” Jelasnya.
Ada sekitar 30 ribu pelajar Bontang. Bila tiap anak mendapat Rp1 juta per tahun, maka anggaran dibutuhkan untuk program ini mencapai Rp30 miliar per tahunnya.
“Saya melihat data dan lakukan perhitungan, APBD Bontang sangat mampu untuk ini. Semua tinggal kesediaan pemerintah saja,” Jelasnya.
Dana pendidikan Rp1 juta per tahun ini akan sangat meringankan beban orangtua. Dana bisa digunakan untuk transportasi ke sekolah. Bisa juga untuk membantu pemenuhan gizi anak.
Bantuan biaya hidup pendidikan bagi mahasiswa dan tenaga pendidik
Selain insentif Rp1 juta per tahun untuk anak sekolah, Neni juga berencana memberikan bantuan serupa bagi mahasiswa Bontang.
Besarannya sekitar Rp2,5 juta per tahun. Menurut Neni mahasiswa pun juga harus jadi perhatian. Sebab bantuan ini bisa meringankan biaya hidup mereka, utamanya bagi mahasiswa yang merantau ke luar kota.
Untuk mendukung dunia pendidikan, kata Neni, tentu mesti menyeluruh. Selain dukungan bagi peserta didik, ia pun berjanji akan memberikan beasiswa bagi tenaga pendidik buat melanjutkan pendidikan.
Saat ini nyaris seluruh tenaga pendidik di Bontang sudah strata satu (S-1), namun mereka tetap harus didorong meningkatkan kapasitas diri dengan meraih jenjang pendidikan lebih tinggi.
“Guru-guru harus didorong untuk meningkatkan kapasitas diri. Beasiswa S-2, atau bahkan sampai S-3 harus diberikan,” tegasnya.
Aspek kesejahteraan pun tak luput dari perhatian. Neni bilang instentif tenaga pendidik, bahkan guru ngaji akan dinaikkan. Jenjang karir bagi guru pun harus jelas.
“Persoalan pendidikan ini harusnya tidak sulit bagi Bontang, tinggal sejauh mana keberpihakan pemerintah,” tegas mantan wali kota Bontang periode 2016-2021 ini.
Neni mengatakan, di masa kepemimpinannya dulu, pembangunan SDM dan infrastruktur di Bontang bisa berjalan beriringan kendati APBD tak sebesar sekarang.
Di masa kepemimpinnnya, pemerintah mengagas pemberiaan seragam sekolah, buku, tas, topi, dasi, dan sepatu gratis merata bagi seluruh pelajar di Bontang. Tenaga pendidik pun dinaikkan insentifnya.
Di infranstruktur fisik, berbagai pembangunan dilakukan. Seperti pembangunan rumah sakit berikut berbagai fasilitas teranyar di dalamnya, pembangunan kantor lurah, dan lain sebagainya.
“Bontang ini harus jadi serambi IKN. Harus berubah jadi kota besar. Makanya fasilitas infrastruktur fisik, pendidikan, harus berjalan semua,” tutupnya.
Discussion about this post