Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Agusriansyah Ridwan, menegaskan pentingnya transformasi sektor pertanian di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk menjawab tantangan ketahanan pangan masa kini. Dalam pernyataannya, ia menyebut bahwa modernisasi, inovasi teknologi, dan regenerasi petani muda merupakan kunci utama dalam mewujudkan masa depan pertanian yang berkelanjutan.
Agusriansyah menyampaikan bahwa masa depan Kutim tidak bisa terus bergantung pada sektor ekstraktif seperti pertambangan. Sebaliknya, ia melihat pertanian sebagai sektor strategis yang memiliki daya tahan jangka panjang.
“Petani dalam arti luas ke depan itu adalah merupakan mata pencarian yang menjanjikan dibandingkan dengan mengandalkan tambang yang ada,” tegasnya.
Untuk mempercepat transformasi ini, ia mendorong pembentukan tim percepatan lintas sektor yang fokus pada perencanaan, program, hingga identifikasi potensi petani milenial. Tim tersebut diharapkan mampu mengintegrasikan strategi percepatan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Tim inilah yang berpikir apakah percepatannya melalui korporat sekitar, karena kalau menunggu APBN nanti agak lambat,” imbuhnya.
Menurut Agusriansyah, upaya modernisasi tidak hanya terbatas pada peningkatan luas lahan atau produksi, tetapi juga menyentuh aspek digitalisasi pertanian. Ia menyarankan penggunaan Internet of Things (IoT), drone untuk pemetaan lahan, serta alat berat modern seperti traktor cerdas.
“Dengan ini, pertanian bukan hanya identik dengan kerja keras fisik, tapi bisa menjadi industri yang menarik bagi generasi muda,” ujarnya.
Sebagai target konkret, Kutim menetapkan percepatan pengembangan lahan pertanian seluas 12.000 hektare pada 2025, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar daerah. Program ini juga mencakup sektor peternakan, perikanan, dan perkebunan dengan fokus pada komoditas unggulan seperti cokelat, cabai, jagung, dan pisang.
“Karena bicara pertanian itu termasuk di antaranya ada soal peternakan baik ikan maupun mungkin yang lain. Belum lagi perkebunan dan komoditas lainnya,” Tutup Agusriansyah. (Adv/DPRD Kaltim)
Discussion about this post