Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Anhar, mengingatkan seluruh pejabat publik agar tidak mengabaikan kritik masyarakat yang semakin deras disuarakan, terutama melalui media sosial.
Ia menegaskan, kritik merupakan bagian dari kontrol sosial yang harus diterima sebagai bahan introspeksi, bukan sebagai serangan pribadi.
“Pejabat itu ibarat berada di dalam akuarium, semua mata tertuju kepada kita. Jadi jangan pernah melawan kehendak rakyat,” ujarnya di Kantor DPRD Samarinda, Selasa (9/9/2025).
Menurutnya, perkembangan teknologi informasi membuat segala tindak tanduk pejabat semakin transparan dan mudah dipantau publik. Karena itu, pejabat dituntut lebih berhati-hati sekaligus menjadikan kritik sebagai dorongan untuk memperbaiki kinerja.
Anhar mencontohkan sejarah jatuhnya sejumlah pemimpin dunia akibat desakan rakyat, mulai dari Hosni Mubarak di Mesir, Saddam Hussein di Irak, hingga Presiden kedua RI, Soeharto.
“Sejarah sudah membuktikan, banyak pemimpin tumbang karena people power. Itu pengingat bagi kita semua,” tegasnya.
Ia menambahkan, kedaulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat, sehingga wakil rakyat harus menjaga amanah sebaik-baiknya.
“Kita di DPRD hadir karena rakyat dan untuk rakyat. Jangan sekali-kali bermain-main dengan aspirasi rakyat,” katanya.
Lebih jauh, Anhar juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang aktif menyuarakan kritik melalui berbagai kanal digital. Menurutnya, hal itu menjadi pengingat berharga agar para wakil rakyat tidak lupa diri dalam menjalankan tugas.
“Mungkin ada di antara kita yang selama ini lupa posisi sebagai wakil rakyat. Karena itu, kritik masyarakat justru penting untuk menyadarkan kita semua,” pungkasnya.(ADV)
Discussion about this post