Inspirasa.co – Demonstrasi forum wahana informasi rakyat salurkan aspirasi mengawal Jafar Sidik, sebagai pemilik agunan atau aset bangunan yang disengketakan, di Bank BRI dan Kantor Pengadilan Negeri berlangsung kondusif. Pada Selasa (10/10/2023).
Sebelumnya demonstrasi yang dilakukan di Bank BRI, pihak Jafar Sidik diterima oleh pihak Bank BRI, dalam hal ini Branch Office Head BRI Cabang Bontang, Pandu Kesuma Wardhana, untuk membicarakan persoalan tersebut.
Branch Office Head BRI Cabang Bontang, Pandu Kesuma Wardhana menekankan, proses lelang sudah sesuai prosedur. Prosedur dan aturan sebagaimana yang dilaksanakan KPKNL.
“Jadi tidak benar adanya tudingan mal administrasi itu,” Jelasnya.
Pandu Kesuma Wardhana menjelaskan, proses lelang yang dilakukan pihaknya pada tahun 2021 lalu, harga lelang sudah ditetapkan Rp 2,1 miliar, lantaran hasil perhitungan bangunan dinilai tak sampai sebesar Rp 5 miliar.
“Kita akan tetap fasilitasi untuk membuka ruang diskusi,” Pungkasnya.
Adapun Jafar Sidik, tetap kukuh jika harga lelang yang ditetapkan BRI senilai Rp 2,1 miliar, dianggap kecil. Menurutnya nilai yang ditetapkan itu, memberatkan dirinya.
Maka dari itu, Jafar meminta, harga lelang bisa lebih tinggi, sebesar Rp 3,6 miliar. “Penilaian dari tim yang saya bentuk, total harga baru sebanyak Rp 3,6 miliar,” Jelasnya.
Sementara itu, demonstrasi yang dilakukan, Kantor Pengadilan Negeri juga berlangsung kondusif, dikawal petugas kepolisian Bontang.
Para demonstrasi diterima Ketua Pengadilan Negeri Bontang Lely Triantini, dengan dilakukan mediasi selama 1 jam.
Usai dilakukan Mediasi, Andi Abdul Haris dari forum wahana informasi rakyat salurkan aspirasi, bersama Jafar Sidik, mengungkapkan, pihaknya meminta ada rasa keadilan terkait persoalan ini. Terlebih Pengadilan Negeri (PN) Bontang tetap akan melakukan eksekusi, pada Rabu 11 Oktober 2023 esok.
“Kami menyampaikan supaya ada rasa keadilan disini. Karena tinggkat agunan pertama tidak sesuai dengan yang ada sekarang, jadi kami meminta keadilan,” Jelasnya.
Sementara itu, Jafar Sidik mengakui, eksekusi yang akan dilakukan, menurutnya sudah sesuai prosedur.
“Jika sudah dilakukan eksekusi, saya tidak akan melawan Pengadilan dan KPKNL, karena lelang sudah sesuai dengan yang dilaporkan, tinggal saya akan melakukan diskusi bersama pembeli (Red pemenang lelang),” Ungkapnya.
Lebih jauh Jafar Sidik bilang, akan melakukan komunikasi bersama pemenang lelang, untuk bersama-sama mengambil langkah selanjutnya.
Pengadilan Negeri (PN) Bontang saran lakukan upaya hukum
Adapun, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Bontang Lely Triantini mengatakan, pada dasarnya pihak PN menerima masukan yang disampaikan pihak Jafar Sidik, secara terbuka.
“Bahwa permohonan eksekusi ini, bukan berdasarkan putusan PN Bontang. Tetapi berdasarkan risalah lelang, jadi mengenai substansi unek-unek dari awal sampai terbitnya nanti risalah lelang itu, bukan menjadi domain PN Bontang,” Jelas Lely Triantini.
Lely Triantini menjelaskan yang menjadi domain atau permohonan proses ekseskusi, seperti melalui proses Aanmaning yang sudah dilalui, paling lama sekitar 6 bulan, hingga nanti dilakukan peroses eksekusi.
“Dan apabila pihak Jafar Sidik keberatan, soal ekseskusi ini, silahkan melakukan upaya hukum yang sudah ditentukan pengadilan,” Ungkapnya.
Discussion about this post