Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Guntur, menyoroti persoalan kerusakan jalan di Kutai Kartanegara (Kukar) yang dinilai sebagai akibat dari penanganan infrastruktur yang tidak sesuai dengan karakteristik wilayah, terutama di daerah rawa gambut.
Menurut politisi dari PDI Perjuangan ini, banyak ruas jalan yang awalnya ditimbun di atas kawasan rawa justru menggunakan aspal, bukan beton atau semenisasi, padahal kondisi geografisnya rawan tergenang air dan banjir berkepanjangan.
“Zaman dulu, itu adalah wilayah rawa yang kita timbun. Harusnya disemen, tapi karena tuntutan masyarakat pada waktu itu akhirnya diaspal. Padahal kita tahu, jalan itu pasti rusak kalau terus-terusan tergenang,” kata Guntur.
Pernyataan ini muncul menyusul laporan rusaknya Jalan Bayan Group menuju Tabang, serta Jalan Sebelimbingan, yang turut dilalui Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud beberapa waktu lalu. Guntur menyebut kondisi tersebut sebagai buah dari kebijakan kompromistis di masa lalu, yang mengutamakan kecepatan pembangunan ketimbang keberlanjutan.
“Saat pemerintahan Pak Edy Damansyah, warga bilang ‘enggak apa-apa Pak, yang penting bisa cepat dinikmati’. Tapi kita lihat sekarang, rusak terus karena banjir. Padahal waktu itu Pak Edy nggak mau jalan itu diaspal,” jelasnya.
Meski begitu, Guntur mengapresiasi adanya progres semenisasi yang mulai dilakukan pemerintah di sejumlah titik. Namun, menurutnya, dari puluhan kilometer ruas jalan tersebut, masih ada sekitar 15 kilometer yang belum tersentuh pengerjaan betonisasi.
“Saya ke sana beberapa bulan lalu. Sudah mulai disemen, tapi belum semuanya. Masih ada sekitar 15 kilometer yang belum selesai,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa luasnya wilayah Kutai Kartanegara harus menjadi pertimbangan utama Pemerintah Provinsi Kaltim dalam mengalokasikan anggaran infrastruktur. Meskipun kepadatan penduduknya tidak sebanding dengan daerah lain, tantangan geografis Kukar memerlukan perhatian khusus.
“Dari Samarinda ke Tabang saja bisa 8 sampai 9 jam lewat darat. Wilayah Kukar itu luas dan kompleks. Ini harus jadi fokus Gubernur dan Wakil Gubernur ke depan,” tutup Guntur.
Dengan kondisi infrastruktur yang masih timpang, Guntur mendorong pendekatan pembangunan yang lebih berbasis geografis dan teknis, bukan semata-mata respons atas desakan sesaat. Infrastruktur yang bertahan lama, menurutnya, adalah kunci kemajuan wilayah terpencil seperti Tabang dan sekitarnya. (Adv/DPRD Kaltim)
Discussion about this post