Inspirasa.co – Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney Dony Oskaria menjelaskan perihal harga tiket Candi Borodur, yang disebut dibandrol Rp 750.000 per orang untuk wisatawan lokal.
Dony Oskaria menegaskan, bahwasanya tiket masuk Candi Borobudur tidak mengalami kenaikan. Tiket masuk tetap, tetapi tiket naik ke candi yang diubah dalam rangka membatasi.
Ia memaparkan sebelumnya beredar kabar, harga tiket rencananya dibanderol Rp 750.000 per orang untuk wisatawan lokal dan 100 dollar AS atau Rp 1,45 juta untuk wisatawan asing.
Sementara untuk pelajar, tiketnya dibanderol jauh lebih murah, yakni Rp 5.000 per orang.
“Tiket masuk Candi Borobudur tidak mengalami kenaikan, yaitu Rp 50.000 untuk dewasa dan Rp 25.000 untuk anak-anak. Tiket Rp 750.000 itu adalah tiket naik ke atas stupa candi,” ujarnya.
Adapun terkait besaran harga tiket juga masih dikaji oleh pengelola bersama Ditjen Kebudayaan Kemendikbud selaku pengurus candi Buddha tersebut.
Selain itu ditegaskan Dony Oskaria, jika tiket masuk Candi Borobudur yang berlaku saat ini tertera di situs borobudurpark.com.
Dimana yang harga tiket jika mengacu pada situs tersebut, dijelaskan bahwa tiket masuk untuk wisatawan nusantara atau lokal di atas 10 tahun sebesar Rp 50.000.
Sementara untuk pengunjung dengan usia 3-10 tahun dibanderol setengah harga, yakni Rp 25.000.
Lalu, harga tiket wisatawan lokal khusus rombongan pelajar atau mahasiswa minimal 20 orang sebesar Rp 25.000 sudah termasuk premi asuransi Rp 500 orang.
Sedangkan untuk tiket wisatawan mancanegara dibanderol sebesar 25 dollar AS atau setara Rp 350.000 per orang. Untuk anak-anak, tiketnya seharga 15 dollar AS atau setara Rp 210.000 per orang.
Tiket Rp 750.000 untuk naik ke stupa masih dikaji, ini alasannya
Dony mengungkapkan, tujuan ditetapkannya harga tiket naik yang fantastis itu adalah untuk membatasi jumlah pengunjung yang naik ke candi demi menjaga kelestarian cagar budaya.
Pasalnya, sebelum dilarang, banyak pengunjung yang menaiki stupa candi sehingga pengelola khawatir kondisi candi akan menurun bila tak dijaga.
Berdasarkan kesaksian warganet yang pernah mengunjungi candi tersebut pun, para pengunjung kerap tidak mematuhi aturan.
Stupa-stupa tersebut diduduki dan dinaiki, bahkan membuang sampah termasuk puntung rokok secara sembarangan.
“Karena itu, kita melihat yang lebih penting itu sebetulnya unsur konservasinya, bagaimana menjaga dan mempertahankan keberadaan Candi Borobudur sebagai warisan dan budaya,” ucap Dony.
Lebih lanjut, Dony menuturkan, pemerintah juga berencana membatasi jumlah pengunjung yang naik menjadi 1.200 per hari. Kuota pelajar sendiri ditetapkan sebesar 20 persen dari total 1.200 orang.
Nantinya, para pengunjung harus melakukan reservasi secara online untuk mendapat tiket naik ke area stupa-stupa candi. Namun, opsi-opsi ini masih dikaji dan bakal ditetapkan minggu depan.
“Jadi sudah dua tahun (para turis dilarang) enggak bisa naik, hanya sampai pelataran. Karena memang dikhawatirkan banyak orang naik, candinya menurun. Jadi sejak konservasi candinya tidak layak untuk naik beribu-ribu orang ke atas,” tandas Dony. *(Kompas.com).
Discussion about this post