Samarinda—Komisi II DPRD Kalimantan Timur menyoroti belum optimalnya pemanfaatan Hotel Atlit yang terletak di Kompleks GOR Kadrie Oening, Sempaja, Samarinda. Meski renovasi gedung delapan lantai itu rampung tahun lalu dengan anggaran fantastis senilai Rp111,2 miliar, hotel berkapasitas 273 kamar tersebut hingga kini belum memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Evaluasi mendalam pun didesak segera dilakukan untuk menjawab persoalan ini.
Hotel Atlit sejatinya dibangun untuk mendukung perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008. Namun, setelah sekian tahun terbengkalai, pemerintah daerah melakukan revitalisasi besar-besaran menjelang pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional pada tahun lalu. Harapannya, hotel ini dapat dioptimalkan sebagai aset daerah yang produktif, khususnya untuk menyambut tamu-tamu skala regional hingga nasional.
Sayangnya, realisasi di lapangan tidak berjalan seindah rencana. Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sabaruddin Panrecalle, menilai pengelolaan Hotel Atlit perlu dievaluasi secara menyeluruh. “Kita melihat hasilnya di lapangan memang perlu ada evaluasi serius,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya tata kelola aset daerah yang profesional dan berorientasi pada nilai ekonomis.
Menurut Sabaruddin, dengan investasi yang sangat besar, sudah seharusnya Hotel Atlit memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah maupun pengembangan sektor pariwisata dan olahraga.
Ia pun mengingatkan agar pengelola mengikuti ketentuan yang berlaku dan membuka ruang kerja sama dengan pihak swasta bila perlu, demi efisiensi dan keberlanjutan usaha.
Saat ini, publik mempertanyakan arah pemanfaatan hotel yang berada di jantung pusat olahraga Samarinda itu. Di tengah tren peningkatan kunjungan ke Kalimantan Timur seiring pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), aset seperti Hotel Atlit seharusnya dapat menjadi simpul ekonomi baru, bukan justru menjadi beban pengeluaran pemerintah daerah. (Adv/DPRD Kaltim)
Discussion about this post