Inspirasa.co – Konsumen SPBU di Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan menyayangkan keputusan pemerintah yang telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Masyarakat dari berbagai lintas profesi, mengeluhkan kenaikan harga BBM bersubsidi, khususnya Pertalite.
Seperti konsumen pekerja informal yang masuk kategori kalangan masyarakat bawah dengan penghasilan yang terbilang pas-pasan dan tak menentu.
Keresahan akan kenaikan harga BBM subsidi itu pun disuarakan oleh Hasan yang bekerja sebagai nelayan dan Takdir pekerja buruh lepas harian.
“Dengan kenaikan harga itu, jelas akan menghimpit ekonomi kita masyarakat kecil ini,” ungkap Hasan disambangi di SPBU Tanjung Laut, Kamis (8/9/2022).
“Kalau bisa pemerintah mengembalikan harga BBM seperti semula, kenaikan harga ini sangat membebani kami,” tambah Takdir.
Adanya kenaikan harga membuat pengeluaran pekerja informal ini bertambah. Belum lagi dengan kondisi ekonomi pasca pandemi yang belum stabil.
Dengan kondisi tersebut, Hasan dan Takdir mengaku lebih memilih untuk mengisi BBM jenis pertalite di SPBU, meskipun harus mengantri lebih lama, ketimbang harus membeli di eceran.
Hal itu dilakukan untuk mengirit biaya pengeluaran, lantaran harga di eceran sedikit lebih mahal.
Meski begitu, dari pantauan di SPBU Kelurahan Tanjung Laut, tidak ada lonjakan antrian panjang kendaraan yang secara beramai-ramai datang untuk membeli BBM setelah adanya kenaikan harga. *(Ars).
Discussion about this post