Inspirasa.co – Ini kisah Bripka Joko Hadi Afrianto, seorang anggota kepolisian di Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang juga berprofesi menjadi penggali kubur.
Profesi penggali kubur ini dilakoni Joko, sapaan akrabnya di masyarakat, bukan tanpa sebab.
Sejak kecil Joko memang sudah terbiasa bekerja serabutan. Beragam pekerjaan yang dilakoninya, lantaran kondisi ekonomi kedua orang tuanya yang serba pas-pasan, membuat Joko kecil menjadi tulang punggung, untuk membantu perekonomian keluarganya.
Joko kelahiran 6 April 1987, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah melakoni beragam pekerjaan.
Diceritakan Joko, sejak kecil dirinya memang sudah bekerja menjadi penggali kubur sembari menjual air kembang hingga membuat bata dan menggali pasir. Hal ini ia lakukan demi menambah penghasilan keluarganya.
“Saat itu susah mencari rezeki, sementara banyak kebutuhan keluarga, dulu saya dapat hasil menggali kubur itu dikasih 35 ribu rupiah,” ungkapnya Kamis (23/3/2023).
Profesi penggali kubur ia dapatkan dari sang ayah yang kala itu juga sebagai penggali kubur, ayahnya juga merupakan anggota polisi berpangkat Tamtama.
Hingga saat ini, sudah 23 tahun profesi penggali kubur itu masih terus dilakoni Joko. Joko bekerja menggali kubur di kawasan Karang Anyar, Sungai Kunjang, Kota Samarinda. Hal ini dilakukan di sela-sela waktunya yang juga menjadi pelayan masyarakat anggota polisi.
Joko merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara. “Saya sudah terbiasa membantu orangtua untuk mencari tambahan biaya hidup,” jelasnya.
Diungkapnya Joko ayah dari lima orang anak ini, niat menjadi penggali kubur ini merupakan panggilan kemanusiaan, mencari pahala.
Adapun, saat ini Bripka Joko Hadi Afrianto telah menjadi ketua penggali kubur. Dalam seminggu Joko dan timnya bisa menguburkan 14 sampai 18 jenasah.
Profesi menjadi penggali kubur ini kata, Bripka Joko Hadi Afrianto, sudah mendapat restu dari pimpinanya di kepolisian.
Pewarta: Axel Aldiansyah
Editor: Aris
Discussion about this post