SAMARINDA – Permasalahan banjir musiman yang kerap melanda Kota Samarinda kembali menjadi sorotan serius. Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan bahwa penyebab utamanya bukan sekadar curah hujan tinggi, melainkan keberadaan bangunan ilegal yang melanggar tata ruang, terutama di sepanjang bantaran sungai.
Pernyataan ini disampaikan Deni setelah melakukan inspeksi langsung di anak sungai wilayah Kelurahan Sido Damai pada Sabtu (28/6/2025). Dalam kunjungan tersebut, ia menemukan sejumlah bangunan permanen berdiri di atas aliran sungai yang tersumbat, sebuah kondisi yang sangat mengkhawatirkan menurutnya.
“Ini bukan lagi soal estetika tata kota. Ini soal keselamatan warga. Bangunan berdiri tepat di atas sungai yang seharusnya menjadi jalur aliran air. Jelas ini pelanggaran berat,” ujar Deni.
Deni menjelaskan bahwa peraturan perundang-undangan mengatur jarak sempadan sungai minimal 30 hingga 50 meter dari tepian. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan banyak pelanggaran, dengan warga membangun tanpa izin resmi. Menurutnya, bangunan liar tidak hanya merusak rencana tata kota, tetapi juga memperparah banjir karena menghambat aliran air. Ketika jalur air tersumbat, limpahan air akan mengarah ke permukiman warga.
“Air tidak salah. Yang salah kita, manusia. Kalau sungainya kita tutup, ya air pasti mencari jalan lain. Dan jalan itu adalah rumah-rumah warga,” tambahnya.
Deni mendorong Pemerintah Kota Samarinda agar mengambil sikap lebih tegas dan proaktif dalam menangani pelanggaran tersebut. Ia menyarankan pendekatan persuasif sebagai langkah awal, namun jika tidak diindahkan, penertiban harus segera dilakukan.
“Kalau sudah diberi peringatan dan tetap tidak ada itikad baik, harus ada tindakan tegas. Ini bukan soal suka atau tidak suka, tapi demi keselamatan banyak orang,” tegasnya.
Politikus Gerindra ini juga mengimbau masyarakat agar tidak bersikap individualistis dalam pembangunan. Ia mengingatkan bahwa kesalahan sebagian kecil warga bisa berdampak besar bagi ribuan orang.
“Samarinda ini kota yang rawan banjir. Kita tidak bisa main-main dengan sungai. Kalau tidak dijaga bersama, kita semua yang akan merasakan dampaknya,” pungkasnya.
(ADV/DPRDSmd/ANH)
Discussion about this post