Samarinda – Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan pentingnya pengawasan dan perawatan rutin terhadap infrastruktur kota, menyusul temuan retakan pada Flyover Juanda yang ramai dibicarakan masyarakat.
Saat ditemui wartawan di Kantor DPRD Kota Samarinda, Senin (13/10/2025), Deni menyebut insiden retakan tersebut bukan kali pertama terjadi. Meski demikian, ia menegaskan bahwa retakan itu tidak berdampak pada struktur utama flyover.
“Kalau bicara flyover, kejadian keretakannya itu bukan baru kali ini saja. Tapi yang perlu digarisbawahi, sarana dan prasarana itu tidak cukup hanya dibangun, harus ada pengawasan dan perawatan,” ujarnya.
Deni menjelaskan, berdasarkan hasil komunikasi Komisi III dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), keretakan hanya terjadi pada bagian penutup bawah jembatan, bukan pada fondasi atau struktur utama bangunan.
“Dinas PUPR memastikan bahwa retakan itu tidak ada kaitannya dengan fondasi atau struktur utama bangunan. Yang terdampak hanya bagian bahan penutup di bawah jembatan, yang sebelumnya memang dibuat untuk menutup area agar tidak ada aktivitas manusia di bawah situ,” jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya telah meminta agar pemeriksaan menyeluruh dan percepatan perbaikan segera dilakukan.
“Kami sudah berkomunikasi langsung dengan Dinas PU. Mereka sudah melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada masalah pada struktur utama, sekaligus mempercepat perbaikan dan mengukur sejauh mana tingkat kerusakannya,” kata Deni.
Lebih lanjut, Deni menegaskan perlunya tindakan preventif agar kejadian serupa tidak terulang. Salah satunya melalui penerapan ketat aturan ODOL (Over Dimension dan Over Loading) untuk kendaraan yang melintas di atas flyover.
“Aturan ODOL itu harus diterapkan. Kendaraan yang melintas harus sesuai kapasitas jalan. Kalau ini tidak diperhatikan, ya akan terus berulang rusak lagi, retak lagi. Makanya kami minta Dinas Perhubungan memastikan kendaraan yang melintas sesuai daya dukung jalan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya pengawasan intensif di luar jam padat, terutama pada malam hari saat kendaraan berat sering melintas.
“Biasanya kan kendaraan berat lewat tengah malam, jadi pengawasannya harus intensif, bukan hanya di jam padat. Bisa pasang alat pantau, pakai CCTV, supaya ketahuan. Itu yang kita harapkan. Karena aset-aset ini bukan hanya dibangun, tapi juga harus dijaga dan dirawat,” tuturnya.
Deni menegaskan, pengawasan dan perawatan rutin terhadap aset infrastruktur sangat penting agar tidak menimbulkan beban tambahan bagi keuangan daerah.
“Tujuannya untuk menekan biaya perbaikan. Jangan sampai terus terjadi kerusakan yang akhirnya membebani anggaran daerah,” pungkasnya. (ADV)

















Discussion about this post