Inspirasa.co — Pemberian insentif bagi atlet olahraga tradisional di Kalimantan Timur menjadi isu yang belum terpecahkan. Meski antusiasme terhadap olahraga ini terus meningkat, ketidakjelasan soal bonus bagi peserta kejuaraan sering kali menjadi hambatan dalam meningkatkan motivasi para atlet.
Menurut Kepala Seksi Olahraga dan Rekreasi Tradisional Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim, Thomas Alva Edison, salah satu kendala terbesar terletak pada batasan kewenangan.
Dispora hanya bertanggung jawab pada penyelenggaraan teknis, sedangkan urusan pemberian bonus berada di luar lingkup tugas mereka.
“Dispora sering kali menerima keluhan dari peserta terkait bonus pasca-kejuaraan besar seperti PON atau Fornas. Namun, keputusan terkait bonus bukan berada di bawah kendali kami,” ujar Thomas, Selasa (19/11/2024).
Ia menambahkan, insentif berupa bonus sangat memengaruhi semangat peserta untuk terus berkompetisi. Kurangnya kejelasan soal pemberian insentif membuat sebagian atlet kehilangan motivasi untuk berprestasi di ajang olahraga tradisional.
“Bonus menjadi dorongan penting bagi atlet untuk berprestasi lebih tinggi. Ketika hal itu tidak jelas atau tidak tersedia, tentu akan memengaruhi semangat mereka,” tambahnya.
Thomas menyarankan agar pemerintah daerah bersama pihak terkait bisa bersinergi dalam menyusun kebijakan yang lebih terstruktur terkait pemberian bonus.
Hal ini diharapkan dapat memberi kepastian kepada peserta sekaligus memacu mereka untuk terus berkompetisi di tingkat yang lebih tinggi.
“Dukungan yang jelas, termasuk soal bonus, sangat penting untuk mendorong atlet agar tetap semangat berlaga dan meraih prestasi,” pungkasnya. (Adv)
Discussion about this post