Inspirasa.co – Perkara kasus asusila oknum pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) di Bontang Selatan, terhadap santriwati, terus didalami kepolisian.
Saat ini perkara kasus tersebut sudah naik ke tingkat penyidikan di Kepolisian. Adapun terduga pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) didampingi pengacara untuk melakukan upaya pendampingan hukum.
Ahli Hukum Pidana Universitas Mulawarman, Orin Gusta Andini menegaskan, aturan hukum untuk kasus kekerasan seksual pada anak saat ini sudah sangat akomodatif, berpedoman pada Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA).
“Aturan hukum untuk kasus kekerasan seksual yang ada saat ini sudah sangat akomodatif. Apalagi kalau santri, berarti korban usia anak, gunakan UUPA,” Jelasnya kepada Inspirasa.co Minggu (3/12/2023).
Orin Gusta Andini bilang, untuk keperluan alat bukti, barang bukti dan beracara lainnya, sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS).
“Terduga pelaku bisa di perberat dengan ancaman pidana, terlebih dalam hal ini seorang pendidik,” Jelasnya.
UU TPKS melindungi hak korban
Ahli Hukum Pidana Universitas Mulawarman Orin Gusta Andini, meminta korban tak perlu khawatir, jika oknum pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) tersebut melakukan upaya pendampingan hukum.
Orin Gusta Andini menyebut, tak masalah jika oknum pimpinan Ponpes tersebut, didampingi pengacara karena hak setiap orang.
Namun Orin Gusta Andini menegaskan, bahwasanya UU TPKS sudah melindungi hak korban, saksi, maupun pendamping kasus Kekerasan Seksual (KS), untuk kebal di mata hukum.
“Yang tidak boleh adalah kalau dia melakukan tuntutan pidana (dan/atau gugatan perdata atas laporan yang disampaikan korban ke pihak kepolisian,” Jelasnya.
“Kalaupun dia melaporkan korban misalnya dengan pasal pencemaran nama baik, seharusnya justru diberi pemahaman oleh pihak kepolisan tentang aturan hukumnya seperti apa,” Tambahnya.
Naik ke tingkat Penyidikan
Kapolres Bontang AKBP Yusep Dwi Prastiya melalui Kasat Reskrim Iptu Hari Supranoto mengatakan, perkara kasus asusila tersebut saat ini naik ke tingkat penyidikan.
“Iya sudah naik tahapan ke tingkat penyidikan. Penyidik Polres Bontang telah menemukan unsur pidana. Kalau penetapan tersangka masih menunggu waktu,” Jelasnya dihubungi Minggu (3/12/2023).
Kasat Reskrim Iptu Hari Supranoto menegaskan, Polres Bontang, masih terus bekerja mendalami perkara kasus asusila tersebut, dan meminta masyarakat untuk mempercayakan kasus ini kepada polisi.
Bantah kliennya lakukan tindakan asusila
Dikonfirmasi, terpisah pengacara Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes), Rostan Rahman mengatakan, pendampingan hukum dilakukan lantaran kliennya membantah apa yang dilaporkan ke polisi dengan tuduhan tindakan asusila terhadap santrinya itu tidak benar.
Rostan Rahman menjelaskan, pihaknya saat ini menunggu proses pendalaman perkara yang dilakukan kepolisian.
“Jika tidak terbukti, pihaknya akan melaporkan balik, atas dugaan pencemaran nama baik,” Jelasnya dihubungi Minggu (3/12/2023).
Rostan Rahman, menegaskan hingga saat ini kliennya belum diproses pihak kepolisian. Hanya klarifikasi yang disampaikan ke media massa.
Discussion about this post