SAMARINDA – Gelaran Pekan Daerah (Peda) XI Petani Nelayan 2025 yang berlangsung di Taman Budaya Sendawar, Kutai Barat, menjadi sorotan publik. Tak kurang dari 1.700 petani dan nelayan dari seluruh Kalimantan Timur (Kaltim) berkumpul dalam satu tekad: membangun sistem pangan berkelanjutan dari akar rumput.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ekti Imanuel, menyebut Peda bukan sekadar seremoni tahunan. Menurutnya, ini adalah momentum penting untuk memperkuat peran pelaku utama pertanian dan perikanan dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
“Peda ini jadi panggung nyata semangat petani dan nelayan. Mereka siap berdiri di garda depan mewujudkan kemandirian pangan Kaltim,” ujar Ekti.
Ekti hadir bersama Ketua DPRD Kaltim, Hasanuddin Mas’ud, dan Anggota DPRD Kaltim, Yonavia, menyapa para peserta dari berbagai daerah. Kehadiran para pimpinan legislatif ini dinilai mempertegas dukungan politik terhadap pembangunan sektor pertanian dan perikanan berbasis kearifan lokal.
Rangkaian acara diisi kegiatan substansial seperti penandatanganan prasasti, panen bersama, dan peninjauan lokasi tanam. Menurut Ekti, hal itu mencerminkan keseriusan semua pihak, bahwa ketahanan pangan tidak cukup dibicarakan, tetapi harus diwujudkan lewat aksi nyata.
“DPRD Kaltim selalu memberi dukungan penuh terhadap inisiatif seperti ini. Peda harus jadi sarana strategis, bukan hanya simbolik,” tegas Ekti, legislator dari Dapil Kutai Barat–Mahakam Ulu.
Ia juga menegaskan bahwa Kutai Barat memiliki potensi besar sebagai pusat pangan baru. Kombinasi antara tanah yang subur, budaya agraris masyarakat, dan intervensi teknologi serta permodalan, menurutnya, bisa menjadikan daerah ini sebagai tulang punggung pangan di Kalimantan.
“Yang dibutuhkan adalah kolaborasi—pemerintah, DPRD, pelaku usaha, dan masyarakat harus berjalan bersama. Di situlah kekuatan sejati kita,” tutup Ekti dengan optimis. (Adv/DPRD Kaltim)
Discussion about this post