Inspirasa.co – Pelaku usaha sebut bantuan uang tunai lebih efektif untuk digunakan, ketimbang berbentuk sembako. Pun, pendistribusian juga lebih mudah tersalurkan.
Hal itu diungkapkan oleh Muhammad Saleh, warga RT 32 Tanjung Laut Indah, Bontang Selatan, penerima bantuan sosial terdampak inflasi kenaikan BBM.
Menurutnya, bantuan berupa uang tunai lebih tepat guna. Sebabnya, warga lebih paham kebutuhan apa saja yang diperlukan. Selain itu penyaluran berbentuk paket sembako, terbilang rumit.
Muhammad Saleh, meminta pemerintah untuk mengkaji dan merubah skema bantuan sosial berbentuk paket sembako menjadi bantuan langsung tunai.
“Hari ini saja banyak warga yang harus datang 2 kali, karena kemarin (Red Kamis (8/12/2022), sembako yang diterima tidak komplit, baru 1 piring telur. Jadi hari ini warga datang lagi,” ungkapnya ditemui di Balai Pertemuan Umum, Kecamatan Bontang Selatan, pada Jumat (9/12/2022) pagi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Mahmuda, warga RT 06 Kelurahan Tanjung Laut. Menurutnya nilai rincian dari harga sembako yang diberikan bisa saja dimanipulasi. Berbeda jika yang diberikan berupa uang tunai.
“Kalau berupa uang tunai kemungkinan untuk bisa dimanipulasi sangat kecil. Sedangkan bentuk sembako, kita tidak tahu berapa harga pasti pembelian barangnya. Selain itu kalau uang tunai kita bisa sesuaikan kebutuhan yang akan dibeli,” ujarnya.
Sebagai informasi khusus untuk wilayah Kecamatan Bontang Selatan, penyaluran penerima bantuan sosial terdampak inflasi kenaikan BBM, disalurkan di tiga kelurahan.
Tiga kelurahan itu dantaranya, Kelurahan Tanjung Laut dengan jumlah penerima sebanyak 499 pelaku usaha. Kelurahan Tanjung Laut Indah, sebanyak 518 pelaku usaha, dan Kelurahan Satimpo sebanyak 51 pelaku usaha. Adapun total keseluruhan ada 1.070 pelaku usaha.
Pengambilan sembako bagi para pelaku usaha dari tiga Kelurahan tersebut, dipusatkan di Balai Pertemuan Umum (BPU) Kecamatan Bontang Selatan.
Sementara menanggapi keluhan warga itu, Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Diskop-UKMP Bontang, Yusran mengatakan, bantuan sembako ini memang diberikan khusus bagi pelaku UMKM yang terdampak inflasi kenaikan BBM, dan pemberian dalam bentuk sembako merupakan keputusan dari Wali Kota Bontang, Basri Rase.
“Itukan pemberian berupa sembako diputuskan oleh Wali Kota. Kalau Bantuan Langsung Tunai (BLT) nanti ada sendiri dari pusat, tapi kita masih menunggu informasi dari Pemerintah Provinsi,” jelasnya.
Sementara terkait lambannya pendistribusian paket sembako, diakui Yusran, disebabkan oleh distributor yang memang terlambat melakukan pengiriman.
Dikatakan Yusran pemerintah melakukan kerjasama dengan distributor pengusaha lokal yang dilakukan melalui aplikasi e-katalog.
Adapun, paket sembako yang diterima pelaku usaha terdiri dari 1 piring telur, minyak goreng 2 liter, 1 kg gula pasir, dan 5 kg beras, senilai Rp 250 ribu.
Sementara dana yang digelontorkan pemerintah untuk bantuan sembako senilai Rp 1 miliar.
Dana Rp 1 miliar itu, disalurkan kepada 2.215 pelaku UMKM yang tersebar di Kecamatan Bontang Selatan dan Kecamatan Bontang Utara. *(Ars).
Discussion about this post