Inspirasa.co – Pemkot Bontang mencatat penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dalam setahun terakhir. Berdasarkan hasil timbang serentak Mei 2025, angka stunting turun menjadi 17,44 persen dari sebelumnya 20,7 persen pada 2024.
Capaian ini diungkapkan oleh Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, saat membuka kegiatan Ceramah Ilmiah dan Edukasi Kesehatan yang digelar di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota, Kamis (7/8/2025). Acara tersebut merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat Universitas Hasanuddin.
“Penurunan ini hasil kerja bersama. Kami berterima kasih atas peran semua pihak, mulai dari tenaga kesehatan, kader, hingga masyarakat,” kata Wali Kota Neni.
Penurunan angka stunting ini disebut sebagai hasil dari beragam intervensi, mulai dari edukasi gizi kepada keluarga, peningkatan layanan di Posyandu, hingga perbaikan akses air bersih dan sanitasi. Dari total 10.056 balita yang dipantau pada kegiatan timbang Mei lalu, prevalensi stunting berhasil ditekan di bawah 18 persen.
Meski tren menunjukkan kemajuan, Pemkot tetap mencermati aspek pendataan. Wali Kota Neni menyebutkan bahwa akurasi data menjadi tantangan serius, terutama dalam cakupan pemantauan tumbuh kembang balita.
Data dari Dinas Kesehatan menyebutkan bahwa dari 16.226 sasaran balita pada 2024, hanya 6.018 anak atau 37,09 persen yang tercatat dalam pemantauan berkala.
“Jangan sampai program bagus jadi tidak tepat sasaran karena datanya tidak valid,” ujarnya.
Ia pun meminta kader dan tenaga kesehatan lebih aktif menggerakkan warga untuk rutin membawa anak ke Posyandu. Selain itu, koordinasi lintas sektor dinilai penting untuk menyempurnakan sistem pelaporan dan pendataan.
“Capaian ini baru awal. Kita tidak boleh puas, apalagi kalau data masih lemah. Kita harus pastikan semua anak di Bontang tumbuh sehat dan cerdas,” tutup Wali Kota Neni.
Penulis: Fitri Wahyuningsih
Discussion about this post