Inspirasa.co – Permintaan kelapa parut di pasar tradisional Rawa Indah, Kota Bontang, Kalimantan Timur, melonjak di bulan ramadhan 1444 hijriah.
Diakui pedagang pasar Rawa Indah Nurhaeda, kelapa parut hingga santan, memang sangat dibutuhkan pembeli, berbeda dari hari sebelum ramadhan. Dimana saat ini dalam sehari ia bisa menghabiskan puluhan butir kelapa parut tua.
Meskipun ada kenaikan harga, komoditas ini tetap dibutuhkan konsumen, untuk dikelola berbagai jenis panganan khas berbuka puasa.
Saat kondisi normal harga kelapa parut dijual berkisar Rp 5 ribu hingga Rp 6 ribu rupiah per butir. Saat ini dijual Rp 10 ribu rupiah per butir, tergantung ukuran.
“Ada kenaikan harga, sekarang kelapa parut yang sudah jadi santan 25 ribu rupiah per kilogram. Sebelum bulan puasa 20 ribu rupiah per kilogram,” ujarnya Rabu (29/3/2023).
Kelapa tua langka, sebabkan harga kelapa parut mahal
Sementara itu, dikatakan pedagang lainnya Kaharuddin, kenaikan harga kelapa parut terjadi akibat sulitnya memenuhi ketersediaan bahan baku kelapa tua saat ini.
Pasokan kelapa yang biasanya diambil di wilayah Santan, kini harus membeli dari daerah Sulsel, lantaran pasokan kelapa di wilayah Santan kini sudah menipis.
“Sangat susah sekarang cari kelapa tua di Santan, karena banyak yang jual kelapa mudanya. Selain itu banyak yang lahannya dijadikan untuk tanam sawit,” ungkapnya.
Harga kelapa tua yang dibeli dari pemasok kelapa di daerah Sulsel, per butirnya saat ini Rp 6000 ribu rupiah, sebelumnya dibeli di wilayah Santan hanya Rp 5000 ribu rupiah.
“Yang mahal itu ongkos kirimnya, jadi wajar harga kelapa tua saat ini mahal,” ujar Nurhaeda dan Kaharuddin.
Sementara itu salah satu pembeli Sahara mengatakan, dirinya membeli kelapa parut untuk kebutuhan bahan pembuatan masakan. Selain untuk dikonsumsi juga untuk dijual.
Kelapa parut ini menjadi bahan utama masakan berbahan santan yang wajib ada, meskipun harganya naik.
“Untuk persiapan takjil buka puasa, nanti bisa buat es buah dan es kolak,” katanya. *(Aris).
Discussion about this post