Inspirasa.co – Perlu pembaca ketahui, pendapat menahan hasrat untuk tidak merokok di bulan puasa ini, berdasarkan segelintir sumber dari penikmat rokok di Kota Bontang, Kaltim.
Tulisan ini, tidak mengajak untuk membiasakan merokok, penulis maupun narasumber sepakat bahwasanya merokok dapat berbahaya bagi kesehatan dan sebisa mungkin untuk menghindari merokok.
Ihwal menahan hasrat merokok di bulan puasa tahun ini, diakui Asri, tak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, memang menjadi godaan yang sulit baginya, sembari menyeruput kopi pesanannya di salah satu kafe di bilangan Kota Taman, saban malam.
Saat-saat genting menahan untuk tidak merokok itu, di waktu mendekati zuhur, imannya di uji.
“Ketika setelah zuhur mental kita ini di uji lagi, kan sayang, jika puasa mau di batalin. Nanggung sisa setengah jalan kan,” katanya.
Menurutnya, cara tercepat buat batalin puasa itu, dengan merokok. Apalagi saat berada dirumah seorang diri tanpa siapapun.
“Saat sendiri itulah godaan terberatnya. Antara bimbang terusin puasa atau merokok, memang sulit karena saat-saat sendiri itu bingung mau ngapain,” ungkapnya.
“Apalagi saat dimana ingin buang air besar, jadi kan sistem pencernaan kalau dibiasakan pakai rokok, harus di pancing pakai rokok, ini kebiasaan buruk memang,” tambahnya.
Kebiasaan merokok ini membuatnya bisa menghabiskan 1 bungkus rokok, bahkan di bulan puasa, katanya bisa lebih dari 1 bungkus.
“Karena setelah buka puasa, jadi hasrat untuk balas dendam merokok,” tukasnya.
Meskipun begitu, godaan menahan hasrat untuk tidak merokok di bulan puasa ini, menurutnya, tidak berlaku bagi semua penikmat rokok.
“Kalau yang sudah paham pengaruh rokok itu apa, pastinya dia bisa mengatur harus bagaimana buat dirinya sendiri, dalam tanda kutip imannya mengalahkan hasrat merokok itu,” katanya lagi.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Rizki dan Oval. Keduanya merupakan penikmat rokok linting.
Mereka bilang, selama berpuasa, mereka mencoba menemukan cara mengendalikan efek hasrat untuk tidak merokok.
Lagi-lagi, di saat-saat genting cobaan itu datang, ketika tidak melakukan aktifitas apapun ‘boring’.
Sehingga mencoba menemukan cara mengendalikan hasrat itu pun juga sulit, pikiran bergelut, bergejolak dan berkecamuk.
“Harus diakui lebih sulit nahan lapar dan haus ketimbang tidak merokok,” kata Rizki.
Sementara Oval, mengatakan, untuk menjauhkan pikiran dari merokok, dengan cara tidur.
“Ya tidur cara terbaik, menahan hasrat tak merokok,” jelasnya.
Tiga orang narasumber dari artikel ini semuanya masih berusia muda, pun dalam kesehariannya, masing-masing punya pekerjaan.
Menurut penulis, tak ada yang tahu pasti bagaimana pemikiran semua kalangan segala usia penikmat rokok, soal menahan hasrat untuk tidak merokok di bulan puasa ini.
Untuk menghilangkan rasa suntuk disaat tak sedang bekerja, tidak membutuhkan bantuan seorang ahli. Perlu menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang positif, seperti melakukan olahraga di waktu senggang, menonton film kesukaan dan lain sebagainya.
Menghilangkan hasrat untuk tidak merokok saat jenuh itu, kedengarannya sangat gampang, namun hal ini sulit bagi kalangan penikmat rokok.
Namun sebagai umat muslim yang mejalankan ibadah puasa tentu banyak godaan yang harus dijalani kan.
Tak perlu diperdebatkan, pada dasarnya, kehidupan seorang perokok tidak lepas dari konsekuensi negatifnya. Tapi semoga artikel ini bisa membantu dan mewaliki unek-unekmu ‘penikmat rokok’. *(Aris).
Discussion about this post