Inspirasa.co – Pagi itu, di salah satu kawasan perumahan di Kota Bontang, seorang pria dengan grobak kecilnya, terlihat menjajakan minuman susu kedelai.
Jika dilihat dari perawakannya, ia sudah tak muda lagi, badannya tak tegap, sedikit membungkuk.
Dihampiri Inspirasa.co, pria ini bernama Masto, ia bilang, saat ini usianya sudah menginjak 60 tahun.
Setiap hari Masto harus berjualan susu kedelai dengan berjalan kaki. Mendorong grobak kecilnya, sejauh beberapa kilo, memutari setiap sudut Kota Bontang, mengumpulkan rupiah.
Dengan usianya yang sudah lansia, tak menjadi penghalang bagi Masto, untuk terus bekerja, mencari penghasilan. Ini dilakukan Masto, untuk bertahan hidup, mencukupi kebutuhan keluarganya.
Susu kedelai yang dijualnya, bukan milik sendiri. Dalam sehari, Masto dapat menjual susu kedelai sebanyak 30 botol.
Per botol susu kedelai dijual seharga delapan ribu rupiah, dari 1 botol susu kedelai yang dijual, Masto diberi seribu rupiah oleh pemilik.
“Kadang-kadang tak tentu, sehari bisa laku 30 botol. 1 botol yang laku terjual, saya dikasi seribu rupiah,” Ungkapnya.
Masto, menceritakan sedikit perjalanannya bertahan hidup di Kota Bontang sejak tahun 1988. Masto berasal dari perantauan di pulau Jawa.
Sebelum berjualan susu kedelai, ia pernah bekerja di sebuah perusahaan bernama PT Rekayasa di Kota Bontang.
Lantaran, saat itu perusahaan tersebut sudah tak membutuhkan tenaganya, Masto pun terpaksa harus mencari pekerjaan lain.
“Kita masih mau kerja, karena tenaga kita ini sudah tak laku lagi, jadi harus cari kerjaan lain,” Kata Masto.
Dengan usianya yang sudah tak muda lagi saat itu, Masto pun akhirnya bekerja serabutan, hingga berjualan barang pecah belah.
“Saya mau bekerja apa saja yang penting halal dan bisa menghasilkan mas,” Jelasnya.
Kata Masto anaknya ada 2. Satu laki-laki dan satu perempuan. Keduanya sudah menikah dan punya anak. Kedua anaknya itu, tinggal di Kota Balikpapan bersama sang istri.
“Anak dua orang sudah menikah semua, kalau cucu sudah ada delapan,” Ungkapnya.
Masto tak ingin merepotkan kedua anaknya, maka itu, ia harus berjuang sendiri bekerja dan tak ingin berdiam diri di usia senjanya itu.
Discussion about this post