Inspirasa.co – PT Pupuk Kalimantan Timur melalui keterangan tertulisnya menyatakan tak ada gas beracun yang terlepas ke udara dari insiden meledaknya Pabrik 5 PT Pupuk Kalimantan Timur yang terjadi pada Sabtu 23 Juli 2022.
Meski pihak perusahaan menyatakan aman dari gas beracun, namun hingga saat ini belum ada hasil indikator yang memastikan lingkungan sekitar memang benar-benar aman dari polusi berbahaya yang ditimbulkan bagi masyarakat.
Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Timur, Yohana Tiko, mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang untuk serius melakukan investigasi atau pengecekan dugaan dampak lingkungan dari insiden tersebut.
“Jika pihak perusahaan mengatakan tak ada gas beracun yang terlepas ke udara, maka kita mendesak DLH Kota Bontang untuk melakukan pengecekan secara transparan. Meminta DLH terbuka melakukan pengecekan dengan alat apa dan indikatornya apa saja. Selain itu hasil akhir dibuka secara transparan ke masyarakat,” tegasnya dihubungi media ini Senin (25/7/2022).
Selain itu, Walhi meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang untuk memberikan sanksi kepada perusahaan jika terbukti ada gas beracun yang tersebar di udara.
“Jika terbukti ada gas beracun, maka DLH harus memberikan sanksi kepada perusahaan, misalnya memberikan sanksi administratif, karena dia telah melakukan kelalaian. Selain itu mendesak perusahaan untuk melakukan pemulihan dari gas beracun yang tersebar di udara maupun yang ada di tanah,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Timur ini juga meminta perusahaan untuk memastikan kesehatan masyarakat yang terdampak, jika terbukti ada gas beracun yang tersebar.
“Jika terbukti, perusahaan harus melakukan pengecekan kesehatan secara gratis kepada masyarakat. Minimal melakukan Medical check up rutin 2 minggu sekali dalam sebulan kepada masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu PT Pupuk Kaltim memberikan keterangan tertulis lewat rilis yang diterima redaksi, pada Minggu 25 Juli 2022. Dalam keterangan tertulisnya PT Pupuk Kaltim menyebut, Pada Sabtu 23 Juli 2022, Pabrik 5 PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sempat mengalami over-firing dan terjadi shutdown pada dini hari.
Kejadian tersebut tidak menimbulkan korban dan dapat dipastikan tidak ada gas beracun yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Meskipun operasional di pabrik tersebut dihentikan sementara, namun kondisi pabrik 5 PKT saat ini terpantau kondusif dan proses investigasi akan penyebab kejadian tengah dilakukan.
Teguh Ismartono, SVP Sekretaris Perusahaan PKT mengungkapkan, “Operasional di seluruh pabrik PKT senantiasa dikontrol selama 24 jam melalui central control room sehingga saat terjadi malfungsi di salah satu pabrik, dapat ternotifikasi secara real time oleh tim, yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan shut down operasional pabrik. Meskipun sempat terjadi over-firing saat dilakukan proses restart, dapat kami konfirmasi bahwa proses penanganan sesuai prosedur K3 (Keselamatan & Kesehatan Kerja) telah dilakukan secara sigap dan tidak ada korban serta gas beracun yang ditimbulkan dari kejadian tersebut.”
Saat ini, proses investigasi mendalam tengah dilakukan dan jika ditemukan kerusakan akan segera ditangani. Namun dapat dipastikan bahwa operasional Pabrik 5 tidak terkendala dan produksi urea di Pabrik 5 dapat tetap berjalan normal dengan menggunakan pasokan amoniak dari pabrik lain. PKT juga memastikan bahwa kejadian tersebut tidak akan mengganggu suplai pupuk ke wilayah-wilayah yang telah menjadi tanggung jawab perusahaan. (Ars).
Discussion about this post