Inspirasa.co – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, menghadiri launching program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil bermasalah gizi di Kelurahan Tanjung Laut Indah, Jalan Karimata, Kamis (21/8/2025).
Kegiatan ini menjadi langkah konkret Pemerintah Kota Bontang dalam menurunkan angka stunting serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Neni menegaskan bahwa pencegahan stunting harus menjadi fokus utama. Menurutnya, stunting bukan hanya menghambat tumbuh kembang anak, tetapi juga dapat memicu penyakit degeneratif di kemudian hari.
“Kalau sudah stunting, kita bisa kehilangan satu generasi. Karena itu yang paling penting adalah promotif dan preventif. Ibu hamil harus minimal mengonsumsi 90 tablet besi selama kehamilan. Begitu juga remaja, harus rutin diberi tablet tambah darah seminggu sekali agar ketika hamil nanti anaknya terhindar dari stunting,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya edukasi gizi di masyarakat. Ia menyoroti masih banyak keluarga yang memilih makanan cepat saji ketimbang makanan sehat.
“Kadang anak-anak malah dibelikan junk food. Padahal yang terbaik adalah real food: sayur, buah, dan lauk bergizi. Peran kader kesehatan di sini sangat penting untuk meliterasi para ibu,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Neni juga memantau langsung dapur PMT yang dikelola oleh CV Firman Jaya Utama. Menu yang disiapkan untuk balita dan ibu hamil meliputi nasi, jeruk, sayur, bola-bola daging, serta telur rebus. Ia berharap menu tersebut benar-benar mampu memenuhi kebutuhan gizi penerima manfaat.
Lebih lanjut, Neni menargetkan penurunan stunting di Bontang bisa dicapai lebih cepat dari target nasional. Jika pemerintah pusat menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen pada tahun 2030, Bontang menargetkan capaian itu lebih awal, yakni pada 2027.
“Kalau pusat 2030, Bontang harus bisa 2027. Kita harus kerja lebih cepat,” tegasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bontang, Bakhtiar Mabe, dalam laporannya menyampaikan bahwa PMT kali ini menyasar 1.219 balita dan 65 ibu hamil yang mengalami masalah gizi. Mereka tersebar di seluruh wilayah Kota Bontang.
Berikut rincian data Dinkes Bontang:
Bontang Selatan 1: Satimpo 30 balita & 1 ibu hamil, Tanjung Laut 113 balita & 5 ibu hamil, Tanjung Laut Indah 124 balita & 6 ibu hamil.
Bontang Selatan 2: Berbas Pantai 82 balita & 3 ibu hamil, Berbas Tengah 92 balita & 4 ibu hamil.
Bontang Utara 1: Bontang Kuala 45 balita & 8 ibu hamil, Bontang Baru 71 balita & 5 ibu hamil, Api-Api 77 balita & 11 ibu hamil, Gunung Elai 51 balita & 2 ibu hamil.
Bontang Utara 2: Loktuan 213 balita & 4 ibu hamil, Guntung 65 balita & 1 ibu hamil.
Bontang Barat: Kanaan 18 balita & 1 ibu hamil, Belimbing 50 balita & 2 ibu hamil, Ntehlingan 99 balita & 9 ibu hamil.
Bontang Lestari: 86 balita & 3 ibu hamil.
“Total ada 1.219 balita dan 65 ibu hamil yang mendapat PMT. Program ini bagian dari ikhtiar bersama untuk meningkatkan kualitas SDM Bontang. Mudah-mudahan mendapat berkah dan perlindungan dari Allah SWT,” ucapna.
Wali Kota menutup sambutannya dengan apresiasi kepada seluruh pihak yang berkolaborasi, mulai dari Dinkes, camat, lurah, hingga kader kesehatan.
“Satu kader bertugas mengevaluasi sepuluh balita bermasalah. Dengan cara ini, kondisi gizi anak bisa dipantau dengan baik. Saya yakin dengan kebersamaan, kita mampu menekan angka stunting lebih cepat,” pungkasnya.
Penulis: Fitri Wahyuningsih
Discussion about this post