Samarinda – Persoalan sampah di Samarinda dinilai tak cukup hanya diatasi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Andriansyah, menegaskan bahwa pengelolaan harus dilakukan sejak dari sumbernya: rumah tangga.
“Betul dari sumbernya juga harus diselesaikan,” ujar Andriansyah, saat ditemui, Senin (28/7/2025)
Ia mengungkapkan masih banyak warga menyampaikan keluhan soal penumpukan sampah di sejumlah titik di kota ini. Kondisi itu mendorongnya turun langsung ke lapangan bersama kolega di DPRD serta komunitas lingkungan. Tujuannya, memberi pemahaman kepada warga mengenai pentingnya memilah sampah sejak dari rumah.
“Saya sendiri beberapa kali turun langsung mengajak warga memilah dan memberi contoh. Ini harus dimulai dari hulu,” ucap politisi itu.
Menurut Andriansyah, upaya edukasi perlu diimbangi dukungan anggaran yang kuat dari pemerintah. Ia pun menyambut positif langkah Wali Kota Samarinda, Andi Harun, yang mengarahkan sebagian dana probebaya untuk kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
“Ini bentuk komitmen Pemkot bahwa masalah sampah butuh dukungan anggaran,” katanya.
Saat ini, DPRD Samarinda tengah membahas dua agenda penting, yakni Perubahan APBD 2025 dan penyusunan APBD Murni 2026. Andriansyah menyampaikan harapannya agar berbagai program dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait pengelolaan sampah bisa masuk dalam prioritas pembiayaan.
Baginya, sampah bukan semata-mata limbah, tapi dapat menjadi peluang ekonomi jika ditangani dengan benar.
“Sampah itu akan tetap jadi sampah kalau tidak dipilah. Tapi kalau dipilah, dia jadi komoditas,” ungkapnya.
Andriansyah optimistis, dengan sinergi antara pemerintah, legislatif, dan masyarakat, Samarinda mampu mencapai target sebagai kota bebas sampah dalam waktu dekat.
“Saya yakin dalam satu tahun paling lama, Samarinda bisa bebas dari sampah,” tutupnya. (ADV)
Discussion about this post