SAMARINDA – Masalah kekosongan tenaga pendidik di wilayah pedalaman Kalimantan Timur, seperti Kutai Barat dan Mahakam Ulu, kembali menjadi sorotan serius. Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ekti Imanuel, menilai akar persoalan terletak pada kebijakan rekrutmen guru yang belum menyentuh aspek keberlanjutan dan keterikatan sosial.
Menurut Ekti, masih banyak guru yang berasal dari luar daerah mengajukan pindah tugas setelah beberapa tahun mengajar, terutama karena keterbatasan fasilitas dan minimnya insentif di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).
“Kalau ambil dari luar, kadang-kadang ya, lima tahun saja, habis itu mereka minta pindah. Kita berharap yang dimaksimalkan adalah putra daerah,” ujarnya.
Ia menegaskan, langkah strategis yang perlu segera diambil pemerintah adalah memprioritaskan rekrutmen guru dari kalangan lokal. Selain memiliki kedekatan emosional dengan wilayah tempat tugas, guru lokal dinilai memiliki komitmen jangka panjang yang lebih tinggi untuk bertahan di daerahnya sendiri.
“Kalau bisa saat melakukan rekrutmen guru, yang diambil itu putra-putri daerah,” tegas politisi Fraksi Gerindra tersebut.
Tak hanya di sektor pendidikan, Ekti juga menyoroti bahwa pola yang sama terjadi dalam bidang kesehatan. Ia mencontohkan, banyak dokter yang enggan bertugas di daerah terpencil karena tidak dapat membuka praktik pribadi atau mengakses sumber pendapatan tambahan sebagaimana di kota besar.
“Kita paham, kalau di kota kan masih bisa praktik atau punya pendapatan luar. Tapi di Mahakam Ulu misalnya, dokter atau guru susah bertahan karena tidak ada itu semua,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa pembangunan pendidikan tidak boleh berhenti pada pembangunan fisik semata. Pemerintah harus mulai memprioritaskan penguatan sumber daya manusia lokal melalui pelatihan, pendampingan, dan kebijakan afirmatif yang konkret.
“Kalau mau pendidikan di pedalaman maju, fondasinya harus kokoh—yaitu guru yang betul-betul mau tinggal dan mengabdi di sana. Dan itu hanya mungkin kalau kita mulai percaya pada potensi anak-anak daerah sendiri,” pungkasnya. (Adv/DPRD Kaltim)
Discussion about this post