Inspirasa.co — Pemkot Bontang resmi meluncurkan program “Bapenda Mengajar” sebagai upaya memperkenalkan literasi pajak sejak dini kepada pelajar tingkat SMA, SMK, dan MA.
Kegiatan ini digelar serentak di seluruh satuan pendidikan menengah atas se-Kota Bontang, dan secara simbolis dibuka Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, di Auditorium SMAN 1 Bontang, Senin (4/8/2025).
Dalam sambutannya, Wawali Agus Haris menegaskan pentingnya membangun kesadaran kolektif tentang peran pajak dalam kehidupan bernegara. Menurutnya, pajak bukan semata kewajiban, tetapi bentuk kontribusi nyata masyarakat dalam pembangunan.
“Pajak adalah gotong royong modern. Lewat pajak, kita bisa membangun sekolah, memperbaiki jalan, menyediakan layanan kesehatan, dan berbagai fasilitas umum lainnya,” kata Wawali Agus di hadapan ratusan pelajar.
Program “Bapenda Mengajar” dirancang sebagai pendekatan langsung untuk mengenalkan konsep perpajakan kepada pelajar dengan bahasa yang sederhana dan kontekstual. Agus menyebut kehadiran negara harus dirasakan langsung, bahkan di dalam ruang-ruang kelas.
“Anak-anak kita perlu tahu, pembangunan yang mereka nikmati tidak datang tiba-tiba, tetapi hasil partisipasi masyarakat yang taat pajak,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa program ini tidak hanya mengajarkan soal fiskal, tetapi turut membentuk karakter generasi muda. “Kami ingin menanamkan nilai kejujuran, tanggung jawab, dan cinta tanah air. Ini pondasi penting untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tapi juga sadar akan peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara,” jelas Wawali Agus.
Dalam kesempatan itu, Agus Haris menyampaikan apresiasi kepada Bapenda Kota Bontang atas inovasi edukatif yang mampu menjembatani semangat pembangunan dan dunia pendidikan. Ia berharap sinergi antara pemerintah, sekolah, dan pelajar terus terjaga.
“Dengan semangat kolaboratif seperti ini, saya yakin Kota Bontang akan memiliki generasi muda yang bukan hanya siap bersaing, tetapi juga punya kepedulian besar terhadap kemajuan daerahnya,” pungkas Agus.
Penulis: Fitri Wahyuningsih
Discussion about this post