Inspirasa.co – Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementerian Kesehatan RI, mencatat, Kota Bontang berada diurutan pertama kasus stunting tertinggi dari 10 kabupaten dan Kota di Kaltim, di tahun 2023.
Berdasarkan data SKI itu Kota Bontang menjadi wilayah dengan penanganan stunting paling buruk di Kaltim.
Tercatat, Bontang mengalami kenaikan prevelansi stunting sebesar 6,4 persen dari 21 persen menjadi 27,4 persen.
Sementara, Pemda Kabupaten Kutai Kartanegara, meraih penghargaan penurunan stunting tertinggi di Kaltim, berhasil mengurangi prevalansi stunting 9,5 persen.
Posisi kedua diraih Kabupaten Paser dengan penurunan angka prevalansi stunting 2,5 persen.
Kemudian peringkat ketiga diraih Pemda Kutai Barat dengan penurunan angka stunting prevalansi 1,1 persen. Sementara Pemkot Bontang, berada diurutan terendah se-Kaltim.
Pemprov Kaltim memberikan penghargaan kepada Pemkot Bontang atas kategori percepatan, penurunan stunting terendah se-Kaltim.
Penghargaan ini diberikan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik di acara penutupan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Mangrove Park Saleba, Kecamatan Bontang Utara, Kamis (25/7/2024).
Dikatakan Akmal, penghargaan diberikan kepada Pemkot Bontang sebagai pengingat, agar penanganan stunting bisa dimaksimalkan.
“Penghargaan itu sebagai pengingat saja. Agar Pemkot Bontang bisa menekan stunting dengan cepat. Intervensi harus dimaksimalkan,” Jelas Akmal Malik.
Sementara itu, Wali Kota Bontang Basri Rase mengatakan, akan menjadwalkan untuk melakukan klarifikasi ke SKI pada Agustus 2024 mendatang.
Menurutnya, penghargaan stunting tersebut menjadi atensi, terlebih penanganan stunting adalah instruksi presiden Joko Widodo.
Sementara hasil intervensi, Pemkot Bontang mengklaim angka stunting berada diangka 18,4 persen.
“Saya akan berikan Punishment ke OPD yang tidak serius menangani stunting. Itu akan kita jalankan. Masih diinventarisasi dulu. Yang terpenting data SKI harus diklarifikasi nanti akan diagendakan sendiri,” ucap Basri Rase.
Discussion about this post