Inspirasa.co – Pembangunan Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) belakangan ini, ramai diperbincangkan masyarakat di media sosial.
Tak sedikit masyarakat yang mengkritik bentuk dari desain Istana Garuda, lantaran bentuknya dianggap menyerupai kelelawar, terlebih warnanya pun hitam, dan bukan hijau seperti desain awal.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sekaligus Plt Kepala Otorita IKN (OIKN) Basuki Hadimuljono, menegaskan, desain Istana Garuda tidak akan berubah dari desain awal, akan sama seperti desain akhir karya arsitek I Nyoman Nuarta.
“Kalau menurut Pak Nyoman Nuarta itu nanti kalau kena oksidasi itu jadi hijau,” kata Basuki di Kantor Kemensetneg Jakarta, dinukil dari CNN Indonesia.
Basuki menyebut kondisi oksidasi di Istana Garuda kurang lebih akan sama dengan proses oksidasi patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Namun demikian, ia belum bisa memastikan butuh berapa lama proses oksidasi berlangsung.
Terlepas dari pembahasan mengenai desain Istana Garuda, tak sedikit pula publik yang mempertanyakan berapa anggaran pembangunan istana presiden di IKN tersebut.
Besaran anggaran pembangunan Istana Garuda di IKN sempat terungkap saat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meninjau progres pembangunan ibu kota baru itu pada 21-22 September 2023 silam.
Dalam kunjungan itu, Sri Mulyani mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Basuki untuk meninjau beberapa pembangunan, dimulai dengan melihat kemajuan kantor dan istana presiden serta sumbu kebangsaan.
Melalui akun Instagram resminya, Bendahara Negara itu kemudian memberikan informasi terkait besaran anggaran pembangunan Istana Garuda.
“Saya memeriksa papan penjelasan kemajuan Proyek Pembangunan Gedung Istana Negara beserta Lapangan Upacara yang bernilai anggaran Rp1,34 triliun dengan kemajuan mencapai 27,5 persen. Keseluruhan proyek pembangunan telah mencapai 38 persen,” tulisnya dalam unggahan tersebut kala itu.
Melansir situs resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Istana Garuda merupakan satu dari beberapa bagian Istana Kepresidenan Nusantara. Bentuk bangunannya didesain seperti burung garuda yang tengah mengepakkan sayapnya.
Rancangan karya Nyoman Nuarta itu dibangun di atas lahan seluas 55,7 hektare (ha) dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
Nuarta mengatakan Istana Garuda didesain sebagai ‘sesosok rumah’ yang berasosiasi pada garuda.
Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tapi lebih sebagai bentuk pencapaian sinergi antara sains, seni, dan teknologi. Perpaduan ketiganya mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia.
“Desain Istana Garuda IKN akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam wujud pola arsitektur yang mempertimbangkan aspek-aspek estetik, nilai guna, dan manfaat bagi kemajuan pariwisata Tanah Air,” ucap Nuarta beberapa waktu lalu.
Menurut dia, burung garuda dipilih karena bentuk bangunan kantor presiden erat kaitannya dengan Indonesia yang memiliki berbagai perbedaan dalam hal keragaman adat istiadat dan perilaku, segala silang pendapat, serta agama dan kepercayaan.
Menurutnya, Garuda merupakan simbol persatuan dan lambang negara, bagian dari Bhinneka Tunggal Ika.
Discussion about this post