Inspirasa.co – Rumah Tanaman Obat Keluarga (Toga) Enggang Herbal Kelurahan Guntung, Kecamatan Bontang Utara, milik Suaji sudah berdiri sejak 2013 lalu.
Berawal dari hobi dan kecintaannya terhadap tanaman herbal, Suaji yang dulunya bekerja sebagai sopir di RS Yabis itu, sedikit demi sedikit mengumpulkan beragam tanaman herbal yang tumbuh liar di pinggir jalan. Bahkan, tak jarang dirinya juga kerap meminta ke tetangga, seperti tanaman secang, jahe, bawang dayak, beragam jenis kembang dan sayur hydroponik. Kini, setidaknya ada sekitar 30 jenis tanaman herbal berhasil dirawat Suaji.
“Dulu pas nyarinya itu, banyak masyarakat Bontang tidak tahu itu tanaman obat, tapi setelah saya lihatkan gambar contoh tanamannya, ternyata banyak dia tanam di sekitar rumahnya, jadi kadang saya minta sebatang atau nyari juga yang tumbuh liar,” ujar Suaji, Rabu (29/6/2022).

Selang beberapa bulan, ternyata usaha miliknya itu dilirik PT Pupuk Kalimantan Timur, kemudian menawarkan Suaji sebagai mitra binaannya, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Tanpa pikir panjang Suaji pun langsung mengiyakan tawaran tersebut. Kemudian pada tahun 2015 Suaji diberangkatkan ke Yogyakarta oleh PT Pupuk Kaltim selama 2 Minggu, untuk menimba ilmu seputar tanaman herbal dan cara pengelolaannya.
“Saat itu, PKT datang langsung menawarkan diri, tidak ada saya buat proposal-proposal. Saya terima bantuan pertama itu Green House,” timpalnya.
Melalui bantuan itu, Suaji pun semakin bersemangat mengembangkan usahanya, dan mengelola beragam jenis tanaman menjadi minuman kesehatan, seperti minuman serbuk brutowali, secang, temulawak, kapulaga, kemukus dan lainnya.
Suaji dapat beberapa penghargaan
Bahkan, dari kerja keras dan bantuan yang diberikan oleh PT Pupuk Kaltim melalui program CSR itu, ternyata mengantarkan Suaji meraih beragam penghargaan. Diantaranya, pada tahun 2016 dirinya berhasil memperoleh penghargaan kategori tanamanan toga terbaik dari Menteri Kesehatan. Kemudian, pada tahun 2017 dia kembali menyabet penghargaan terbaik ketiga dari Kementrian PPN/Bappenas atas karya tulisnya yang berjudul Budidaya Tanaman Obat Keluarga. Dan yang terbaru di tahun 2022 ini, Suaji menerima Kalpataru kategori penyelamat lingkungan di hari lingkungan hidup 2022.
Kini, berkat bantuan dan usaha kerasnya itu rumah herbal miliknya juga menjadi ladang bisnis baginya. Tak tanggung-tanggung omset didapat Suaji bisa sampai jutaan rupiah. Selain itu rumah herbal miliknya juga menjadi tempat edukasi bagi siswa dan masyarakat.
“Tahun 2018 kita sudah lepas dari mitra binaan PKT. Jadi bermodal bantuan dari PKT itu kami sekarang bisa mandiri. Seperti buat label dan lainnya sekarang sendiri. Dan sudah 3 tahun sebelum pandemi rumah herbal ini juga jadi tempat edukasi anak-anak dan masyarakat,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bontang Basri Rase sangat mengapresiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) bagi perusahaan yang ada di Bontang. Khususnya PT Pupuk Kaltim.
Menurutnya, program CSR ini sangat berdampak bagi masyarakat di sekitar perusahaan tersebut berada. Karena disamping pemanfaatan lingkungan, juga memberi dampak positif dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat agar lebih produktif.
“Tentu kita sangat mengapresiasi program CSR ini. Karena merupakan salah satu keinginan kita bersama dalam pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi agar lebih mandiri. Selain itu, lingkungan hidup juga tetap terjaga,” ujarnya, Rabu (29/6/2022).
Di akhir, Basri pun berharap agar program CSR ini dapat menjangkau lebih luas kelompok masyarakat yang ada di Bontang. Khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan tanaman untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Jadi harapannya ke depan bisa menjangkau lebih luas. Seperti, ibu rumah tangga pensiunan dan lansia agar tetap produktif,”.
Penulis : Yayuk
Discussion about this post