SAMARINDA – Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Ismail Latisi, menyoroti ketimpangan fasilitas pendidikan di sejumlah sekolah negeri, terutama yang masih berdiri dengan bangunan semi permanen.
Menurutnya, kondisi fisik sekolah menjadi penentu dalam menciptakan kesetaraan akses dan kualitas pendidikan.
“Sering kali kita bicara pemerataan pendidikan hanya dari sisi kuantitas. Padahal, kualitas infrastruktur juga menentukan. Ada sekolah di tengah kota yang megah dan lengkap, tapi masih ada juga yang berdiri dengan bangunan kayu,” kata Ismail saat diwawancarai, Rabu (30/7/2025).
Salah satu contoh yang ia angkat adalah SMP Negeri 13 Samarinda di kawasan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Hingga kini, sekolah tersebut masih beroperasi dengan bangunan kayu yang jauh dari kata layak.
“Jika ruang belajar saja tidak memberikan kenyamanan, bagaimana siswa bisa semangat belajar? Kondisi seperti ini bisa menghambat proses belajar-mengajar secara optimal,” jelasnya.
Ismail menegaskan bahwa pembangunan sekolah baru memang penting, namun perhatian terhadap sekolah-sekolah lama yang belum tersentuh revitalisasi juga harus menjadi prioritas.
Menurutnya, Komisi IV DPRD telah melakukan koordinasi dengan pemerintah kota guna memetakan sekolah-sekolah yang membutuhkan renovasi mendesak. Ia berharap langkah ini dapat menjadi pintu masuk perbaikan yang berkelanjutan.
“Kami sudah menyampaikan pentingnya mendata sekolah-sekolah yang kondisinya kritis. Harapannya, bangunan berbahan kayu segera diganti dengan gedung permanen agar siswa bisa belajar dengan nyaman dan aman,” tutupnya.(ADV)
Discussion about this post