Inspirasa.co – Selama beberapa pekan terakhir, masyarakat Kabupaten Kutai Timur menghadapi kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (LPG), yang menyebabkan banyak warga terpaksa menghentikan aktivitas memasak. Gas yang biasanya tersedia dengan mudah, kini langka dan sulit didapatkan, memaksa warga “menggantung panci” karena tidak ada alternatif yang terjangkau.
Menanggapi, hal tersebut anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur, David Rante mengatakan persoalan seperti ini sering terjadi sehingga berimbas pada masyarakat yang menengah kebawah.
“Jangankan tabung gas Bahan Bakar Minyak (BBM) saja kita masih antri. Memang ini ironi, karena kita penghasil minyak tapi tidak cukup minyak,” ucapnya.
Meskipun kelangkaan seperti ini kerap terjadi tiap tahun, namun pihaknya bersama pemerintah daerah hanya bisa menunggu kebijakan dari pemerintah pusat.
“Ini kan bukan kebijakan pemerintah daerah, jadi kita agak kesulitan dalam mengatasi permasalahan seperti ini,” ujar David Rante.
“Kami hanya bisa memanggil perwakilan cabang dari pemerintah pusat. Seharusnya ketika kita panggil perwakilan cabang mereka untuk berdialog, hari itu juga harus diputuskan. Ini kan malah harus menunggu lagi keputusan dipusat,
seperti Pertamina, Kementerian ESDM dan pihak-pihak terkait lainnya” tambahnya.
Ia juga menekankan kepada pemerintah pusat untuk ada tindaklanjut yang serius dalam mengatasi kelangkaan gas LPG yang membuat resah masyarakat.
Lebih lanjut, legislator Partai Gerindra itu berharap pemerintah pusat dapat membuat kebijakan alternatif sehingga kelangkaan gas LPG ini biasa teratasi dengan cepat, tepat dan efektif.
“Tentu kami di daerah berharap ada solusi konkrit, sehingga ini menjadi permasalahan klasik tiap tahun,” pintanya.
Terakhir, Ia juga berharap kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) untuk dapat mengawasi dan mencari solusi atas masalah ini. Apakah ini masalah distribusi, pasokan dari pemasok, atau ada faktor lain yang menyebabkan kelangkaan ini terjadi.
Discussion about this post