Inspirasa.co – Ketua DPW Gagak Bersatu Kutai Kartanegara Apriadi, mengapresiasi kerja serta kinerja tim seleksi untuk pemilihan calon Komisioner Bawaslu Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur. Dan hal itu dinilai sudah sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat, khususnya bagi calon Komisioner Bawaslu Kukar.
“Saya menilai hasil seleksi itu sudah sesuai harapan dan kebutuhan masyarakat, khsusunya bagi Calon Komisioner Bawaslu Kukar,” terang Apriadi, kepada media ini Minggu (13/8/23)
lebih lanjut Apriadi mengemukakan, dari 10 nama yang lolos seleksi itu sangat berintegritas dan mampu membawa perubahan yang signifikan bagi Bawaslu Kutai Kartanegara, khsusunya dalam hal pengawasan terhadap pemilu kedepannya.
“Saya meyakini dari 10 nama yang lolos itu, pasti bisa dan mampu membawa perubahan bagi Bawaslu Kukar, khususnya dalam pengawasan pemilu kedepannya,” ungkapnya.
Apriadi juga berharap, Komisioner yang lolos nantinya bisa lebih baik lagi dan memiliki terobosan serta pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap money politic atau politik uang. Sehingga tidak mencederai segala bentuk aturan pemilu yang sudah ditetapkan.
“Tentunya kita ingin pemilu yang bersih, jujur dan adil serta segala bentuk aturan harus dijalankan,” tegasnya.
Tak hanya itu, Apriadi juga menduga adanya praktik-praktik politik uang yang mengarah kepada ASN. Dan hal tersebut menjadi poin utama bagi Komisioner Bawaslu untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi serta mengambil tindak yang tegas.
“Praktik-praktik politik uang ini juga diduga mengarah kepada ASN, dan hal itu dapat diperketat serta ditindak dengan tegas,” bebernya.
Selain itu, Apriadi juga menyebutkan dulu dan saat ini dugaan partai penguasa biasanya lebih cendrung mengexplotasi instrument perangkat yang ada, sehingga hal tersebut perlu sekali dilakukan pengawasan yang ketat lagi, dan Bawaslu harus cerdas serta mempunyai terobosan baru dengan tetap memperhatikan aturan main yang berlaku.
“Intinya secara keseluruhan, Bawaslu harus cerdas dan mempunyai terobosan yang baru dengan tetap memperhatikan aturan main yang berlaku,” pungkas Apriadi. *(FR).
Discussion about this post