Inspirasa.co – Saat disambangi redaksi Inspirasa.co, sosok pria lansia (62) tahun ini bernama Beny Sajianto.
Sejak siang hingga malam hari, Beny tampak sabar menunggu, para calon pembeli permainan latto-latto yang dijualnya.
Kepada Inspirasa.co, Beny mengisahkan sekelumit perjuangannya dalam mencari kehidupan di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Sebelum menjadi penjual latto-latto, Beny adalah seorang pekerja serabutan. Ia datang dari pulau Jawa ke Bontang bersama istrinya, pada pertengahan tahun 90an. Dimana saat itu usia keduanya masih terbilang muda.
“Saya datang ke Bontang di tahun 90an, pernah jadi tukang ojek, pernah jualan jamu, hingga jadi tukang cukur,” ujarnya.
Kerasnya kehidupan, memaksanya berpikir untuk mencari sumber rezeki yang halal, agar dapat bertahan hidup bersama istri dan kedua anaknya yang saat itu masih di sekolahkan.
Olehnya pada awal tahun 2000, Beny terpaksa harus berjualan permainan anak-anak yang dirinya sebut dengan etek-etek, sebutan permainan tradisional dari Jawa. Dimana saat ini sedang viral, disebut dengan permainan latto-latto.
“Kalau di Jawa ini namanya etek-etek nak, sekarang namanya latto-latto, lagi viral ini,” ungkapnya disambangi Senin (9/1/2023) sore.
Beny terpaksa harus berjualan latto-latto lantaran usianya yang kini sudah tak lagi muda.
Ingin berdiri saja Beny tampak kesulitan untuk menopang tubuhnya. Untuk berdiri Beny harus dibantu dengan tongkat.
Sebabnya, kaki Beny sebelah kanan telah diamputasi, akibat penyakit gula darah yang dideritanya, beberapa tahun silam.
Dari berjualan latto-latto yang ditekuninya ini, Beny mampu menyekolahkan kedua anaknya hingga lulus dan saat ini telah berkeluarga.
Adapun, Beny menjual latto-lattonya saat ini seharga Rp 20 hingga 25 ribu. Diawal tahun 2000, Beny pernah menjual dengan harga Rp 3.500.
“Diawal tahun 2000 dulu saya jual satu itu Rp 3.500, sekarang karena lagi viral saya jual Rp 20 dan 25 ribu, tergantung ukuran,” ujarnya.
Beny mengaku barang latto-latto yang dijualnya, di pesan dari Jawa. Sekarang karena lagi viral harga jual di Jawa juga ikut naik.
Beny mengaku kualitas latto-latto yang dijualnya sangat bagus, tidak mudah pecah dan tahan lama.
Beny berjualan latto-latto di Jalan Bhayangkara, di Halte persimpangan Jalan Tembus, menuju Jalan Cipto Mangunkusumo.
Dilokasi ini Beny berjualan dimulai pukul 03.00 siang hingga 05.00 sore hari. Sementara saat malam, Ia berjualan di depan Bank BNI. *(Aris).
Discussion about this post