Inspirasa.co – Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, mendampingi kunjungan kerja reses Komisi IV DPR RI ke PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), Selasa (12/8/2025).
Acara yang berlangsung di Kantor Pusat PKT itu diawali dengan plant tour pabrik, diikuti jajaran pimpinan PKT, anggota Komisi IV DPR RI, dan sejumlah tamu undangan.
Wali Kota Neni menyampaikan terima kasih atas perhatian pemerintah pusat terhadap Bontang. Ia berharap kunjungan ini membawa dukungan nyata, khususnya untuk konsolidasi pupuk bagi kebutuhan pertanian di wilayahnya.
“Bontang adalah kota yang aman dan nyaman untuk investasi, tetapi kami memerlukan dukungan percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk jalan tol yang diharapkan mulai konstruksi pada 2026-2027,” ujar Wali Kota Neni.
Direktur Utama PKT, Gusrizal, memaparkan peran PKT sebagai bagian dari Pupuk Indonesia Group yang memproduksi berbagai jenis pupuk seperti urea, NPK, pupuk hayati, dan pupuk khusus. Ia menegaskan komitmen PKT terhadap keberlanjutan melalui inovasi pengurangan emisi, pengelolaan limbah, efisiensi energi, dan rehabilitasi lingkungan.
“Kami juga tengah mengembangkan proyek strategis seperti pabrik amonia-urea di Papua Barat, pabrik soda ash untuk substitusi impor, hingga proyek bioenergi B40,” jelasnya.
Direktur Operasi Pupuk Indonesia, F. Purwanto, melaporkan penyaluran pupuk bersubsidi nasional per 10 Agustus 2025 mencapai 4,54 juta ton atau 47,5 persen dari alokasi, sedangkan di Kalimantan Timur sebesar 15.795 ton atau 45 persen. Ia mendorong perubahan skema subsidi pupuk dari cost plus menjadi mark-to-market agar harga lebih terjangkau dan industri dapat terus berkembang.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Panggah Susanto, mengapresiasi kolaborasi yang terjalin antara DPR, pemerintah daerah, dan pelaku industri. Menurutnya, sinergi ini menjadi kunci ketahanan pangan dan keberlanjutan industri pupuk.
“Industri pupuk adalah tulang punggung sektor pertanian dan industri kimia nasional. Pengembangannya harus berkelanjutan agar manfaatnya dirasakan petani dan masyarakat luas,” tandasnya.
Penulis: Fitri Wahyuningsih
Discussion about this post