Inspirasa.co – Lembaga Pers Mahasiswa Sketsa Universitas Mulawarman, melaksanakan pelatihan jurnalistik dasar.
Pelatihan jurnalistik mengangkat tema “Fundamentals Of Jurnalism: Crafting The Future Of News”.
Pelatihan jurnalistik, diikuti puluhan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi, dan pelajar tingkat SMA dan SMK yang ada di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Sabtu (24/8/2024).
Pelatihan jurnalistik, menghadirkan pemateri dari Kepala Divisi Pendidikan AJI Indonesia, Muhibar Sobary Ardan yang menyampaikan sejarah pers di Indonesia.
Sementara Jurnalis Kaltim Today Fitri Wahyuningsih yang juga anggota AJI Indonesia, menyampaikan jurnalistik dasar berkualitas.
Turut pula dihadiri Afrah Tustini Ekawati perwakilan rektor Unmul, Pembina Pers Sketsa Unmul Herdiansyah Hamzah, dan Rina Juwita.
Nindiani Kharimah Ketua Umum Pers Sketsa Unmul mengatakan, pelatihan jurnalistik ini dilaksanakan berangkat dari sulitnya mengakses pelatihan-pelatihan jurnalistik tingkat Pers Mahasiswa (PERSMA), dilingkungan perguruan tinggi, pasca pandemi tahun lalu.
“Padahal kami sebagai mahasiswa yang baru belajar dalam dunia jurnalisme, kami sangat perlu mengetahui pemahaman mendasar, bagaimana proses yang benar dalam mengelola pemberitaan jurnalisme,” Jelasnya.
Sebelumnya pelatihan-pelatihan jurnalistik tingkat Pers Mahasiswa, sempat digelar pada tahun 2022 lalu.
Di tahun 2024 ini, Pers Mahasiswa Sketsa Unmul kembali digelar, tanpa membatasi jumlah peserta, pun peserta yang ikut melampaui target.
Pembina Pers Sketsa Unmul Herdiansyah Hamzah, menyampaikan, yang harus dipahami mahasiswa, bahwa pers adalah mata, telinga dan mulut publik. Dan pers juga harus memahami itu.
“Kita jangan sampai punya telinga tetapi tidak bisa mendengar, kita punya mata tetapi tidak bisa melihat, punya mulut tetapi tidak bisa berbicara,” Ungkapnya.
“Karena pena diciptakan tidak hanya untuk menulis berita, tetapi juga untuk menulis kebenaran,” Sambungnya.
Belakangan ini ramai di publik bagaimana fenomena perlakuan negara, pemerintah terhadap pers, tidak hanya mengekang kebebasan pers, namun juga terhadap para demonstrasi yang mengawal demokrasi saat ini.
Dimana banyak dari mereka yang mendapat perlakuan tidak manusiawi, mendapatkan kekerasan dari negara.
“Saya berharap apa yang didapatkan dari pelatihan jurnalistik hari ini, teman-teman mahasiswa yang nanti ingin menjadi jurnalis, bisa memahami, bahwa jurnalis tidak hanya pandai menulis berita, tetapi betul-betul berada pada posisi menyampaikan kebenaran,” Tambahnya.
Herdiansyah Hamzah bilang, kondisi indeks kebebasan pers saat ini berada dalam penurunan signifikan.
“Dari 2023 kesini bahkan, itu turun signifikan. Itu dirilis Reporters sans frontières (RSF), di dalam Indeks Kebebasan Pers,” Sambungnya.
Karena kebebasan pers sedang terancam oleh pihak otoritas politik yang seharusnya menjadi penjamin kebebasan pers.
“Karena pers bertalian dengan situasi negara hukum. Karena itulah pers disebut merupakan pilar keempat demokrasi,” Jelasnya.
Afrah Tustini Ekawati perwakilan Rektor Unmul menyampaikan, pelatihan jurnalistik ini sangat penting untuk diikuti mahasiswa.
Bagaimana menyampaikan Informasi berita di media harus secara benar, dan memahami strategi dalam penyampaian dan penulisan berita juga dibutuhkan. Seperti bagaimana memperoleh sumber yang tepat, agar berita yang disampaikan tidak Hoax.
“Menjadi seorang jurnalis harus melalui peroses, tidak instan, harus mempunyai pemahaman. Pelatihan jurnalistik diharapkan dapat menjadi bekal bagi para mahasiswa yang ingin menjadi jurnalis,” Jelasnya.
Pewarta: Aris
Discussion about this post